Hallo gaess....di coretan kali ini mungkin agak melankolis, karena saya ingin berbagi kisah tentang Cinta antara saya dan istriku coretan ini saya tulis dan simpan dahulu biar pas di Hut Pernikahan kami yang ke-20 baru saya pos di media sosial
Gaess, perkenalan dengan istri saya Irine Retno yang berasal dari Semarang terjadi karna di comblangi oleh teman istri saya, yang kebetulan rumahnya adalah tempat kami singgah kalaupas lagi pesiar.
Ketika itu,saya masih tingkat 2 di Akademi Kepolisian SemarangTidak butuh lama akhirnya kami pacaran. Sebenarnya ada kisah dramatisnya ketika jadian pertama kali, karena saya harus nekat pesiar sendiri ke rumah istri saya untuk hanya sekedar menyatakan, Apakah mau jadi pacar saya!
Ketika itu bagi taruna yunior haram hukum nya pesiar sendirian, yahh gitu deh, ketauan senior pesiar sendirian, dan babak belur lah awak di buatnya, tapi gak apalah yang penting malam itu 29 September 1996 hatiku berbunga bunga karena cintaku tidak bertumpu sebelah tangan, jadi meski si senior ngerjain saya. I'll be happy tonight
Waktu jumpa kami hanya ketika waktu pesiar saja, pacaran kami ketika itu kalau jumpa paling di rumah istri saya atau makan di kaki lima atau sesekali nonton bioskop, tapi cukup menyenangkan.
Tahun-tahun itu belum ada WA, SMS, Messenger atau sejenisnya, paling banter telponan lewat wartel (warung telekomunikasi) kalau pas kangen-kangenan paling hanya berkirim surat-suratan saja.
Ketika, saya lulus dari Akademi Kepolisian tahun 1997 serta di lantik di Istana Negara, pacar saya dan orang tua nya hadir di Jakarta dan kesempatan itulah saya perkenalkan pacarku kepada mama, yang datang sendirian menghadiri pelantikan saya sebagai Perwira Remaja Polisi.
Tidak ada kata-kata apa dari mama tentang perkenalan dengan pacarku ketika itu, tapi dari gerakan tubuhnya aku bisa melihat, mama ku menyenangi pacar ku.
Heheheh.. berarti gayung bersambut donk..asikkk !!
Setelah lulus Akpol, kami harus menjalani kisah cinta jarak jauh atau istilah kaum milenial hari"LDR"
Saya di tugaskan di kota daeng "Makassar" dan pacarku tetap di Semarang. Pertengahan Tahun 1998 saya diberikan kesempatan mengikuti pendidikan kejuruan di Jakarta, momen ini bisa digunakan ketemuan dengan pacar saya di semarang pas IBL (weekend).
Bulan November 1998, saya mengalami hal paling pahit dalam kehidupan saya, yang menentukan perjalanan hidup saya hingga sekarang. Peristiwa kecelakaan lalu lintas yang menimpaku membuat saya harus mengalami satu ujian yang paling berat.
harus mengalami operasi berulang-ulang yang jika di hitung sekitar 12 kali selama 8 bulan pengobatan di RS Soekanto Jakarta dan tidak ada satupun operasi tersebut yang berhasil.
Jauh dari keluarga, tidak ada sanak saudara yg mendampingi karena jauh di Merauke membuat semakin berat hari-hari ku selama 8 bulan. Tetapi, Syukur Puji Tuhan Tuhan mengirimkan malaikat terbaik nya lewat pacar tercinta ku di Semarang.
meskipun jarak semarang - jakarta cukup jauh, pacar ku Irin Retno sebulan 2x mengunjungi saya untuk sekedar menghibur dan menguatkanku.
Masihsangat muda, cantik, anggun, penuh pesona, tapi punya hati dan kasih serta cinta seluas samudra, masihpacaran waktu itu, ibarat kate orang sebelum janur kuning melengkung masi bisa berubah pilihan pasangan hidup nya.
Namun, pacarku telah membuktikan bahwa waktu pacaran bukan hanya senang-senganyasaja tapi harus bisa menerima masa-masa sulitnya juga
Menempuh resiko naik kereta sendirian dari semarang - jakarta Pulang Pergi bahkan terkadang pun harus bolos dari sekolah karna terlambat tiba di semarang (kala itu istriku masih duduk di kelas 3 SMU).
Bahkan pernah, suatu waktu saya memintanya untuk memutuskan dan mengakhiri hubungan kita, karna masihbisa mencari lelaki yang lebih sempurna dibandingkan aku yang tidak berdaya karena terkulai berbulan-bulan di RS tanpa kapan tau kesembuhan itu datang.
Masi segar dalam ingatan ku kata-kata yang keluar dari mulut nya istriku "Aku pun harus bisa menerima semua hal baik dan buruk yang terjadi pada mu dan aku tidak pernah menyesal pernah jadi pacar mu" Kaget bercampur haru, dalam hati ku berkata, Terima kasih Tuhan, buat wanita yang begitu tulus mencintai dan menyayangiku.
8 bulan di RS Soekanto, tiba-tiba saya harus kembali ke tempat tugas ku di Makassar, karena ada mis komunikasi sehingga gaji saya harus di tahan selama 3 bulan karena dianggap tidak melaksanakan tugas, padahal saya sudah mengirimkan semua surat sakit, ijin berobat dr RS ke pimpinan ku saat itu, namun tidak di gubris.
Akhirnya, saya harus kembali melapor di Polres saya bertugas, padahal kondisi saya belum sembuh dan pulih. Saya pamit ke pacarku, bahwa saya harus kembali ke tempat tugas, sedih dan haru, karena kondisi kaki yang masih belum sembuh namun harus bekerja kembali.
Setelah saya, kembali ke Polres saya bertugas dan melaporkan kondisi saya ke pimpinan, saya di tugaskan sebagai Perwira Staf, namun hanya sehari saja saya bekerja. Suasana dan cuaca yang dingin membuat tulang yang bekas patahan terasa ngilu dan sakit.
Akhirnya saya ijin lagi untuk berobat ke RS Bhayangkara Makassar. Disini pun saya harus menginap lagi selama 3 bulan untuk proses penyembuhan luka bekas patahan, namun kegagalan operasi yang kembali berulang seperti di RS Soekanto terjadi lagi di RS Bhayangkara Makassar.
Segala jenis metode penyembuhan lewat operasi sudah saya alami, dari yang masuk akal hingga tidak masuk akal pun saya alami. Hingga terakhir dokter bedah yang melakukan operasi sudah menyerah dan mengatakan untuk dilaksanakan "amputasi" bagi tulang kaki yg tidak bisa sembuh.
Mendengar kata "amputasi" saya langsung stress. Segera saya hubungi teman satu angkatan saya untuk jemput saya di RS dan kita kabur dari RS, kawan saya akhirnya mengantarkan saya ke salah seorang "dukun tulang" yang katanya bisa menyembuhkan, namun nyatanya hanya memanfaatkan saja.
Ketika saya sedang berobat alternatif di satu kota di Makassar, istri saya menunjukan rasa cintanya dengan kembali mengunjungi dan merawat saya. Dan kali ini datang berdua bersama adik nya yg cowok dari semarang khusus menemani dan merawat saya.
Kembali, waktu emasnya untuk kuliah di perguruan tinggi pun di tinggalkan hanya untuk mengunjungi dan merawat saya. Sampai-sampaibapak yang ngobatin alternatif salut dan bangga bisa menemukan seorang wanita yang muda, yang status masih pacaran namun begitu care dan perhatian hingga harus datang jauh-jauh hanya untuk sekedar merawat pacarnya yang sakit.
Setelah 2 bulan di rawat di pengobatan alternatif, saya memutuskan untuk tinggalkan tempat pengobatan meskipun belum sembuh dan kembali masuk kantor, Kali ini tempat tugas saya sudah di Logistik Polda.
Pacaran dengan istri hanya lewat telpon-telponan atau sesekali lewat surat cinta, Hingga sekitar Agustus tahun 2000, saya mendapat kabar dari pacar ku bahwa Dia sudah dilamar oleh seorang manager yang kerja di Jepang yang datang bersama orang tua nya ke rumah mertua saya.
Alamakk mati aku !! Harus gimana neh !! Otak ku segera bermain, aku segera mengontak orang tua ku di Merauke agar segera ke Semarang dan membicarakan serta sekaligus melamar secara resmi kepada orang tua pacar saya.
Gayung pun bersambut, untung mertua adalah orang yang sangat moderat, menyerahkan keputusan kepada istri saya dan Istri pun menyetujui untuk menikah dengan saya.
Tepat tanggal 8 Oktober 2000, jam 10.00 wib saya Andi Yoseph Enoch menikah gadis pujaanku Irine Retno Ardhi Cahyatri di Gereja Katholik Santo Athanasius Karang Panas Semarang dengan upacara tradisi "Katgapora" dari Taruna Tingkat 2 Akpol saat itu.
Pada saat pernikahan kami, kondisi kaki saya belum sembuh, dan saya masihharus menggunakan tongkat penyanggah tubuh, namun hati saya bahagia karena saya sudah sah menjadi suami dari istri paling cantik, paling anggun, paling baik, setia dan mengabdi kepada satu lelaki.
Memulai hidup pernikahan dari nol juga bukan hal yang muda, proses untuk mendapatkan keturunan juga bukan hal yang muda, istri yang harus keguguran dan kehilangan jabang bayi pada awal-awal pernikahan juga terasa berat hingga 14 tahun kami harus menunggu hingga Tuhan memberikan kami seorang anak lelaki.
Kami berdua harus merawat cinta, memelihara-nya dengan baik di tengah cobaan kiri kanan. Namun cinta kita tidak pernah goyah sedikitpun, Komitmen, kejujuran dan kesetian kepada janji pernikahan selalu kami jaga, rawat dan pelihara.
Masalah dalam rumah tangga pasti selalu ada, tapi kami berusaha menyelesaikan dengan cara kami sendiri yaitu membuang semua ego pribadi agar rumah tangga selalu harmonis.
Hari ini adalah 20 tahun ulang tahun pernikahan ku dan aku hanya ingin mengucapkan " AKU AKAN SELALU MENCINTAI MU ISTRIKU IRIN RETNO AC DALAM SUKA DAN DUKA SEPERTI JANJI KU DI DEPAN ALTAR TUHAN, AKU AKAN MENEMANI MU MENUA BERSAMA, HINGGA MEMUTIH SELURUH RAMBUT KITA DAN MENGANTARKAN ANAK KITA KE GERBANG KEHIDUPAN SELANJUTNYA "
HAPPY WEDING ANNIVERSARY KE-20 MY LOVE
Penulis : Andi Yoseph Enoch (Kapolres Kabupaten Asmat)
Editor : Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar