MANUS.ID, Jayapura -- Musyawarah Wilayah (Muswil ) VI LDII Papua, untuk memilih ketua dan jajaran pengurus masa bakti 2020-2025. dihadiri langsung oleh Pj Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso
Hadir pula dalam acara tersebut forkompimda Provinsi Papua, MUI Papua, FKUB Papua, NU, Muhammadyah, Vihara Arya Dharma, dan organisasi lainya,
�Acara ini dilaksanakan secara luring dan daring dengan menggunakan aplikasi Zoom dan Senkom Digital Communication (SDC),� ujar Ketua Panitia Muswil VI LDII Papua, Sugiyono. Di Grand Abe Hotel, Senin (19/10) Sore tadi
Muswil secara daring ini, dilaksanakan sehubungan masih tingginya pandemi Covid-19 di Jayapura.
Sugiyono menjelaskan, Acara ini dihadiri oleh Pj Ketua Umum DPP Pengurus harian dan dewan penasihat DPW LDII Provinsi Papua dan 14 DPD LDII kabupaten/kota di seluruh Papua. Mereka berada di 10 studio mini.
Total peserta mencapai 122 peserta, �Terdapat 22 peserta pengurus LDII Papua dan empat ketua Kabupaten/Kota hadir langsung atau luring di aula hotel, agar memungkinkan peserta menjaga jarak,� Jelas Sugiyono.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso mengatakan muswil merupakan proses yang lumrah, yang dilakukan setiap ormas dalam lima tahun sekali,
�Muswil untuk mengevaluasi kinerja organisasi pada semua aspek dan jadi upaya, untuk merespon perubahan kondisi lingkungan strategis yang terjadi,� ujar Chriswanto Santoso.
Ia mengingatkan, Muswil VI LDII Papua dihadapkan pada masalah nasional bahkan dunia, yakni pandemi Covid-19, �Pandemi Covid-19 juga menimbulkan persoalan yang parah, selain kesehatan. Pertumbuhan ekonomi berpotensi hingga minus lima.
Bila dibiarkan dapat menciptakan krisis multi-dimensi seperti pengangguran, kemiskinan, gangguan ketertiban dan keamanan, kekurangan pangan, bahkan kelaparan,� ujar Chriswanto Santoso.
Menurut Chriswanto, para pengurus LDII diharapkan meningkatkan kontribusinya selama masa wabah. Bukan hanya dalam bidang dakwah saja, namun juga kebangsaan, ekonomi, pendidikan, teknologi digital, kesehatan, energi, dan pangan. Chriswanto menyebutnya sebagai delapan bidang program kerja LDII.
�Di bidang dakwah, pengurus LDII terus mengupayakan agar dakwah Islam merupakan hak setiap umat Islam. Dengan demikian, LDII perlu memberi perhatian kepada kelompok-kelompok masyarakat marjinal yang selama ini kurang diperhatikan,
�Seperti masyarakat di daerah terpencil dan perbatasan, penderita tuna rungu dan disabilitas lainnya, penderita kusta, dan narapidana,� ujarnya.
Kedua, Pada bidang kebangsaan, LDII akan terus mengupayakan bahwa Bahasa Indonesia merupakan aset pemersatu bangsa. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia perlu terus dibina dan dikembangkan.
Ketiga, Pada bidang pendidikan, LDII akan terus membantu pemerintah dalam membangun sistem pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter �Profesional Religius� -- yang mengkombinasikan moral character dan performance character yang bersumber dari ajaran agama Islam dan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia.
Keempat, pada bidang kesehatan, LDII akan terus mendorong program program pemerintah dalam penggunaan obat herbal, berdampingan dengan penggunaan obat konvensional, sehingga obat herbal bukan sebagai pelengkap, melainkan menjadi obat yang memiliki khasiat tersendiri.
Kelima, pada bidang energi baru dan terbarukan, LDII akan terus mendorong agar energi baru dan terbarukan ini dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan, �Mengingat potensinya yang sungguh sangat masif di Indonesia, dan hingga saat ini, masih kurang dioptimalkan,� imbuhnya.
Keenam, pada bidang perekonomian, LDII akan terus mendorong bahwa perekonomian seyogyanya disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan yang dapat diwujudkan melalui pengembangan ekonomi syariah, yang lebih menekankan kerjasama, bukan melulu persaingan bebas dalam mekanisme ekonomi pasar.
Ketujuh, pada bidang penggunaan teknologi digital yang di Indonesia sangat masif dewasa ini, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, �Maka LDII akan terus mengupayakan agar penggunaan teknologi digital hendaknya lebih diarahkan pada hal-hal yang sifatnya produktif dan positif, bukan hanya pada yang konsumtif.
Dengan demikian, sisi negatif dari teknologi digital ini dapat dihilangkan,� ujarnya.
Kedelapan, pada bidang pangan, LDII mendorong agar Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan. Untuk itu, lahan-lahan tidur yang tidak produktif seperti lahan gambut supaya diinovasi agar dapat menjadi lahan yang produktif, yang pada gilirannya dapat mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia. (dew/Lines) **
Editor : Ar (Redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar