Oleh: Honing Alvianto Bana
Kalau ada yang bercerita padamu, tentang danau terindah yang
pernah ia lihat, dengan bukit-bukit hijau yang selalu mengagumkan. Itu karna
dia belum pernah datang ke danau Fatukoto.
Foto El Djukambani |
Disini, angin sejuk selalu membiarkan daun-daun ampupu
menari dalam hening. Sehening malam-malam panjang di pedalaman Mollo.
***
Suatu hari, Antonius mengatakan kepada saya, bahwa
orang-orang kota selalu kesini. Mereka memilih danau ini untuk bersenang-senang
atau sekedar menenangkan diri.
Sejak kanak-kanak, kami memang suka membawa hewan peliharaan
kami ke danau ini. Duduk berdua menatap danau dan batu-batu pemali – tempat
para leluhur kami menaruh seekor babi dan sebotol arak untuk memohon hujan
kepada Uis neno.
“Kenangan tak pernah abadi,” kata Antonius. “
Ketidakabadian itulah yang membuatnya begitu berharga. Tataplah danau itu,
Fika. Rekam baik-baik, dan simpan dalam hatimu.”
Antonius adalah laki-laki penunggu bukit dan padang. Ia suka
menjerat burung puyuh. Ia sering berjalan sampai kebalik bukit untuk memasang
jerat. Suatu hari ia pergi kebalik bukit, dan tak pernah pulang. Padahal
seluruh keluarga sudah bersepakat kalau bulan depan ia akan melamar saya dengan
2 ekor babi, 4 ekor sapi, dan 7 lembar kain tenun.
***
Di gereja, orang-orang mendoakan arwahnya. Mereka berdoa
sambil berbisik-bisik tentang orang yang menculik Antonius.
"Pastilah mereka preman-preman bayaran, yang
menganggap Antonius harus dilenyapkan karena selalu menghasut penduduk untuk
menolak tambang."
Segalanya memang berubah sejak tambang mulai beroperasi, tak
jauh dari danau fatukoto.
Tapi jangan bersedih. Kalau beruntung, kau masih bisa
melihat danau itu di mata seorang perempuan tua pengunyah sirih. Ia setiap hari
berdiri di sekitar danau itu. Kami memanggilnya Nenek Fika. Ia terus menyimpan
keindahan danau itu dalam hatinya. Ia satu-satunya yang mengetahui ketika
Antonius dihabisi.
Para preman itu memang telah merusak mimpi-mimpinya, tapi
tidak dengan kenangannya. (‘’)
Honing Alvianto Bana. Lahir di Soe, Nusa Tenggara Timur.
Saat ini sedang aktif di Komunitas Paloli TTS dan Pemuda Gereja Batu Karang
Nonohonis (GBKN).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar