Oleh: Ederfina Nenohai (Mahasiswa
Sekolah Tinggi Agama Kristen Arastamar SoE)
Suatu perspektif Kristen dalam menyikapi
tingginya angka kekerasan terhadap anak di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Society 5.0 adalah konsep yang dikembangkan oleh Jepang yakni sebuah
konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Pada
dasarnya society 5.0 memiliki perbedaan esensial dengan revolusi industri 4.0
sebagai konsep yang sebelumnya, namun keduanya sama-sama terkait tentang
teknologi. Society 5.0 sekaligus menjawab tantangan bagaimana individu hidup
berdampingan dengan teknologi sebagai patner dalam kehidupan. Sehingga
isu teknologi mendegradasi manusia tidak sesuai adanya, karena di era society
ini lebih memfokuskan pada kebermaknaan hidup, yaitu bagaimana individu
menjalani kehidupan penuh makna.
Perkembangan canggihnya teknologi di era ini, berbanding lurus dengan
persoalan yang dihadapi oleh tiap individu di kehidupan mereka. Persoalan
tersebut berkaitan dengan bimbingan dan konseling, yaitu bagaimana layanan
bimbingan dan konseling dapat membantu mengcover masalah yang dihadapinya.
Misalnya dalam konseling keluarga atau konseling pernikahan, konseling
pendidikan, konseling orangtua yang juga merupakan bagian dari konseling
keluarga, dan sebagainya.
Keuntungan di era yang semakin canggihnya teknologi, sangat memudahkan
individu dalam mendapatkan segala hal, termasuk informasi dan komunikasi. Namun
demikian terdapat hal yang perlu diperhitungkan. Melalui kecanggihan teknologi,
akan ada banyak pekerjaan manusia yang digantikan, yakni pekerjaan lama hilang
dan muncul pekerjaan baru lainnya. Sehingga muncul berbagai prediksi tentang
profesi yang akan hilang di masa depan karena kecanggihan teknologi, contohnnya
driver, translator dan lainnya. Namun demikian, di era society 5.0, peran
konselor tidak dapat tergantikan. Keberadaan konselor menegaskan akan
eksistensinya sebagai patner individu dalam kehidupan.
Anak terlahir dalam keadaan polos dan suci dan masa depan anak merupakan tanggung jawab orang tua yang akan membentuk karakter anak dari sejak dini, bagaimana orang tua berupaya menjadi konselor bagi anak-anaknya. Selain memahami karakter anak, orang tua juga harus memberikan contoh yang baik bagi anak, serta bisa memberikan solusi yang baik untuk anak, karena masa depan anak tergantung apa yang dilakukan oleh orang tua. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi orang tua untuk merawat, mendidik dan membesarkan anak agar menjadi orang yang berguna.
Selain kepribadian, pendidikan merupakan
hal yang sangat penting seiring dengan pembentukan kepribadian anak. Dalam
keluarga ibu merupakan sekolah pertama bagi anak, mulai dari pembentukan
akhlak, jasmani dan kejiwaan anak. Anak yang kurang perhatian dan kasih sayang
orang tua dari sejak dini akan sering terlihat pemurung dan tidak percaya diri.
Usia dini adalah masa yang sangat penting untuk membimbing dan mengarahkan
potensi dan kreativitas anak menuju hal yang positif. Karena tantangan
globalisasi yang semakin tinggi, maka kualitas pendidikan anak juga harus
ditingkatkan.
Orang tua dalam bimbingan konseling
yaitu suatu usaha untuk membimbing dan mengarahkan anaknya agar bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bisa mengembangkan potensi dirinya dan selalu
memberikan bekal yang baik. Besar harapan orangtua agar anaknya tidak
terjerumus dalam kesalahan atau kesengsaraan. Orang tua lebih mementingkan
keselamatan anaknya dari pada dirinya sendiri. Sabar menghadapi perilaku
anaknya, tidak pernah lelah untuk memperbaiki dan selalu mengingatkan perilaku
anak yang salah.
Perkembangan pada usia dini akan mempengaruhi pada fase berikutnya.
Ketika pada masa usia dini anak mendapatkan pengasuhan yang benar maka anak
akan mampu menghadapi perkembangan selanjutnya. Maka sebagai orang tua wajib
mengetahui karakteristik, kebutuhan serta permasalahan anak sehingga bisa
membantu tumbuh kembang anak secara optimal sesuai dengan tugas
perkembangannya. Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga anak dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan suasana senang dan ceria, dengan
bermain anak akan mengerti banyak hal secara tidak langsung anak juga bisa
menangkap atau merekam banyak pengetahuan melalui bermain.
Perkembangan anak yang baik dipengaruhi oleh pola pengasuhan yang
sehat, dengan cinta dan kasih sayang orang tua, memberikan waktu bersama anak,
memperlakukan anak sesuai dengan usianya, memberi stimulus untuk perkembangan anak.
Orang tua juga perlu memperhatikan sosial emosional anak, dengan memberikan
hubungan yang erat, hangat dan memberi rasa aman untuk anak, sehingga anak akan
menjadi pribadi yang mudah untuk beradaptasi terhadap permasalahan yang
dihadapi. Dalam UU RI Nomor 23 tahun 2002, pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Perlindungan
anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi”.
Anak yang berprestasi, berkarya dan memiliki moral yang baik pasti
terlahir dari orang tua yang baik dan membimbing anaknya dengan tepat. Untuk
mencapai mimpi itu orang tua perlu tahu bagaimana cara mendidik dan mengasuh
anak agar tumbuh dengan percaya diri, memiliki nilai-nilai hidup yang positif,
mampu mencapai potensi dirinya yang terbaik dan mencapai kesuksesan dalam
berbagai aspek kehidupannya. Orang tua juga harus bisa membangun hubungan keluarga
yang harmonis karena hal itu akan mempengaruhi tumbuh kembang anak, selain
menjadi sumber kebahagiaan juga bisa menambah mental anak.
Peran orang tua dalam bimbingan konseling adalah bisa mewujudkan kepribadian anak. Sebagai orang tua harus mencintai anak-anaknya, ketika anak sudah mendapat kasih sayang yang cukup dari orang tua, maka ketika anak menghadapi masalah diluar akan bisa menghadapi dan menyelesaikan dengan baik. Berbeda ketika orang tua terlalu memaksa anak untuk tunduk dan patuh maka anak akan merasa tertekan dan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian anak.
Menjaga ketenangan lingkungan rumah dan ketenangan jiwa anak, sehingga
pertumbuhan potensi dan kreativitas anak bisa tersalurkan, anak diberi
kesempatan untuk memilih sesuai dengan keinginannya, selagi pilihannya baik,
orang tua harus mendukung dan memberi pengawasan yang baik untuk anak. Sikap saling menghormati juga perlu
diterapkan, yaitu dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif untuk anak.
Ciptakan kasih sayang dan keakraban pada anak sehingga anak akan merasa nyaman,
tapi juga harus bersikap tegas ketika anak salah supaya anak mengerti dan mau
menghormati sesamanya.
Sebagai orang tua harus bisa menjadi pendengar yang baik untuk
anak-anaknya, mengenali persoalannya, dengan mendengarkan permasalahannya.
Jangan mengomentari atau memotong pembicaraan anak, karena anakan menimbulkan
kesenjangan antara apa yang diinginkan anak dengan apa yang disampaikan orang
tua. Ketika orang tua sudah diberi kepercayaan oleh anak, maka sudah menjadi
kewajiban untuk menyimpan rahasia permasalahan anak.
Bimbingan dan konseling untuk anak usia dini sangat penting dilakukan
agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi
berbagai permasalahan yang dihadapinya. Bimbingan dan konseling juga merupakan
hal yang sangat penting dalam pendidikan anak usia dini, bisa membantu guru
disekolah untuk memantau proses perkembangannya, kemajuan dan perbaikan hasil
belajar. Karena pencarian jati diri anak harus dimulai dari sejak dini untuk
membantu dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya. Bimbingan dan
konseling bukan hanya untuk anak yang bermasalah saja.
Peran Konseling Kristen
Melalui Pendidikan Dalam Keluarga Kristen
Perlu untuk dipahami bahwa orang tua pun dapat menjadi konselor bagi
anak-anak, sebab orang tua memegang peranan utama sebagai pembimbing dalam
keluarga. Seluruh seluk-beluk hidup dalam keluarga, khususnya anak, merupakan
tanggung jawab orang tua. Hubungan terhadap anak secara mutlak terkait erat dengan
orang tua, sebab melalui merekalah anak dikandung dan dilahirkan. Dalam relasi
yang demikian erat itu, pendidikan adalah kewajiban mutlak orang tua terhadap
anak.
Orang tua harus berperan sebagai pembimbing/ konselor dalam hal mengajar dan memberi nasehat kepada anak, agar anak dapat hidup dengan baik menurut kebenaran Allah. Mengenai hal tersebut, Bons-Storm memberi penjelasan penting bahwa, Pendidikan orangtua adalah penting sekali. Pendidikan bukan hanya berarti: mengajar, melainkan terutama: bergaul dengan anak-anak secara terbuka dan penuh kasih.
Pendidikan berarti: bukan hanya memberi makan dan minum kepada anak-anak kecil yang manis, melainkan terutama: bercakap-cakap dengan anak-anak yang sudah bersekolah, mendengarkan kepada cerita-cerita, mereka mengambil waktu untuk mempercakapkan hal-hal yang jasmani dan rohani dengan mereka. Melalui jalan itu diciptakanlah suatu suasana kasih, suasana saling percaya dan saling menghormati yang memperlengkapi anak itu melihatnya sendiri.
Dan hari demi hari anak itu lebih mampu untuk melihat dan menilai
sendiri apa yang baik dan apa yang kurang baik. Dibimbing oleh orangtuanya,
yang tiap-tiap hari mau bertukar pikiran dengan dia maka anak menjadi seorang
dewasa, yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Penekanan Bons-Storm
dititikberatkan pada penggembalaan, sehingga pendidikan yang dimaksudkan adalah
pendidikan yang bertujuan menggembalakan anak.
Pada sisi lain, seorang ayah dan ibu berperan aktif dalam perkembangan rohani anak. Keluarga dan anggota keluarga, terutama orangtua (ayah-ibu), sebaiknya secara lebih serius berfokus dan berkonsentrasi dalam mengajar karena didikan yang mereka berikan kelak akan mempengaruhi pembentukan karakter masa depan anak-anak dan keluarga Kristen.
Kepala keluarga bertanggung jawab mengajar PAK kepada keluarganya. Hal ini dapat dilakukan melalui kebaktian atau retreat keluarga. Kepala keluarga harus dapat memimpin keluarganya menjadi keluarga Kristen yang baik dan menjadi teladan dalam hidup dan kehidupannya. Dalam hal ini, secara jelas bahwa Mereka (orang tua) disuruh Tuhan memenuhi tugas mulia itu (mengajar).
Demikianlah kita baca dalam perkataan penulis surat
Efesus, “Didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Ef. 6:4b).
Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga amat penting sehingga tidak dapat
diabaikan. Setiap orang tua harus menyadari hal tersebut. Bertalian dengan itu,
tugas mendidik anak penting untuk membentuk karakter anak dalam keluarga dan
lingkungan, tetapi yang paling utama adalah untuk membentuk kerohanian anak.
Tugas untuk mendidik anak-anak adalah terutama terdiri dari tugas, untuk
melangsungkan janji Allah kepada anak-anak dan membimbing anak-anak itu kepada
iman bangsa Israel (Kel. 12:6, Kel. 13:14, Ul. 6:20, Yos. 4:6). Tugas utama
orang tua adalah pendidikan rohani kepada anak-anaknya. Dengan menaati orang
tua, yang menceritakan Firman dan perbuatan Allah kepada anak-anak, maka
berarti anak-anak sebenarnya menaati Tuhan sendiri.
Berdasarkan penjelasan tersebut, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah bahwa sebesar apapun peranan orang tua dalam mengajar, ia tidak boleh lupa bahwa Allah adalah sumber pengajarannya dan kepada Allah ia menggantungkan seluruh upaya pengajarannya. Berkaitan dengan itu, Calvin menekankan bahwa, sebagai Allah yang berdaulat, Dialah yang menentukan apakah perkataan seorang pengajar mengenai sasaran atau tidak. Oleh karena itu janganlah seorang pengajar di kalangan gereja melampaui mandatnya menjadi juru bicara Tuhan semesta alam. Adams pun memberikan penekanan yang penting mengenai hal tersebut dengan asumsi bahwa, pembimbing adalah pekerjaan Roh Kudus. Pembimbingan yang efektif tidak dapat dilakukan tanpa pimpinanNya.
Ia disebut “paraclete” (pendamping) yang menggantikan Kristus bagi murid-muridNya. Pembimbing-pembimbing yang belum selamat tidak mengenal Roh Kudus. Mereka abaikan kegiatan bimbinganNya sehingga gagal memperoleh pimpinan dan kuasa yang mereka butuhkan. Pembimbingan kalau bersifat Kristen, dilaksanakan secara serasi dengan pekerjaan pembaharuan dan penyucian dari Roh Kudus. Tidak kebetulan Roh Kudus disebut “Kudus”. Roh Kudus adalah sumber dari pada segala perubahan pribadi menuju kesucian. Semua sifat pribadi yang baik; kasih, sukacita, damai, kesabaran, dan sebagainya dinyatakan Allah sebagai “buah” Roh.D
Dengan demikian, bimbingan orangtua merupakan bantuan yang didasarkan pada norma-norma yang berlaku di zaman modernisasi ini, atau suatu proses perkembangan dalam kehidupan anak-anak, dalam sikap dan mentalitas anak untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini yang beraturan sesuai dengan bimbingan orangtua yang baik dan benar, sesuai dengan pandangan Firman Tuhan bahwa untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar