TOINUNU-$OEPOST.COM,
Berada dalam Zona Cincin api bencana dan sering disebut sebagai salah satu supermarket
bencana maka sangat penting memberikan edukasi kepada masyarakat Nusa tenggara
timur yang berada di lokasi langganan Bencana untuk memahami sistem peringatan
dini ketika terjadi bencana.
Jumat
(23/9/2022), bertempat di RT.025/RW.010 Dusun 4 Desa Bena Kecamatan Amanuban
Selatan Kabupaten Timor tengah Selatan Provinsi Nusa tenggara timur. CIS Timor
bekerjasama dengan Oxfam Indonesia melakukan kegiatan Workshop Penyusunan
Sistem Peringatan Dini dan Rencana Kontijensi Bencana Desa.
Kegiatan
yang berlangsung sejak tanggal 23-24 September Tahun 2022 itu diikuti oleh empat puluh satu orang peserta yang
terdiri dari unsur TSBD 25 Orang, Pemerintah Desa 2 Orang, Tokoh Agama 1 Orang,
Tokoh Adat/Tokoh Masyarakat 2 Orang, CO Perempuan 2 Orang, Babinsa dan Tim CIS Timor
3 Orang.
Epyh
Pellokila Fasilitator Forum PRB Provinsi pada kesempatan tersebut mengatakan
bahwa, peningkatan kapasitas bagi CO Perempuan dan Orang Muda dalam Perencanaan
Pembangunan merupakan Tahapan Penting dalam pembangunan desa,
“Hidup
di wilayah dengan ancaman bencana beragam yang dapat terjadi kapan saja, maka
bencana sudah harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan apapun yang
dikerjakan haruslah dilakukan dalam ranah kesiapsiagaan bencana sehingga sejak
dini telah dilakukan upaya-upaya pengurangan resiko terhadap kemungkinan korban
jiwa dan harta benda.”
“untuk
itu, peningkatan kapasitas bagi CO Perempuan dan Orang Muda dalam perencanaan pembangunan
merupakan tahapan penting yang harus dilakukan dalam mendukung pembangunan di
desa” Ucap Epyh
Lanjut
Epyh Pellokila, bahwa Proyek ini diimplementasikan di dua Kabupaten yaitu
Kabupaten TTS dan Malaka,
“Dalam
upaya kondisi ini, CIS Timor sedang dalam kemitraan dengan Oxfam Indonesia
lewat Program Proyek Asia Community Disaster Preparedness dan
Tranformation(ACT) yang fokus pada isu pengurangan Resiko bencana melalui
peningkatan kapasitas kesiapsiagaan, perlindungan aset serta berbagi
pembelajaran. Proyek ini diimplementasikan di Provinsi NTT mencakup dua
Kabupaten Timor tengah Selatan dan Malaka. Program ini mendorong proses
kesiapsiagaan masyarakat untuk lebih siap dan mengenali bencana apa yang ada disekitarnya
serta paham benar apa yang harus
dilakukan sesuai dengan posisi dan kewenangan yang dimiliki.”
“Adapun
tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk Mengidentifikasi dan menyepakati
model peringatan dini yang sudah dimiliki masyarakat dan model peringatan dini
lain yang dapat digunakan sesuai dengan Kondisi di masing-masing desa, Tersusunnya
model/mekanisme peringatan dini yang akan menjadi acuan bersama komunitas, Komunitas
secara bersama-sama menyepakati ancaman bencana prioritas di masing-masing desa
yang akan menjadi acuan dalam proses penyusunan rencana Kontijensi bencana, dan
Menyusun rencana Kontijensi bencana dimasing-masing desa dengan skenario
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam proses simulasi bencana ditingkat
komunitas.” Jelas Epyh Pellokila
“Dari
kegiatan ini, diharapkan bahwa Setiap komunitas dan desa Mitra program memiliki
model mekanisme peringatan dini yang dapat diaplikasikan saat kejadian bencana
terjadi dimasing-masing desa. Kemudian, Komunitas dan desa Mitra program
memiliki dokumen rencana Kontijensi yang akan menjadi acuan saat kejadian
bencana terjadi sesuai dengan ancaman prioritas masing-masing desa. Dan Rencana
Kontijensi dan mekanisme peringatan dini Ini dapat menjadi acuan dalam proses
simulasi bencana yang akan dilaksanakan di masing-masing desa. Harapnya,
Informasi
yang dihimpun media ini, Kegiatan tersebut dilangsungkan mulai tanggal 23
sampai 24 September 2022. Dengan Materi, Penyusunan Sistem peringatan Dini Desa
dan rencana Kontijensi Desa. (redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar