Penulis : Honing Bana
Atas nama 91 helai daun ampupu, bisakah kau bersumpah
untukku? jangan pernah pendam derita, 531 jiwa, Atoin meto di dadamu saja.
Maka lepaskan dia, biarkan dada ini merasa terhina lalu
berontak. Kita telah berkaca pada sejarah, oleh karnanya kita tahu; sejarah
kita adalah sejarah perlawanan.
Sebelum tarian perang itu berubah sebagai tarian penyambut
tamu; tarian kita adalah tarian penuh kemenangan.
Maka tak usah kita menepuk dada sambil berlompat menjadi
manusia paling sopan, lalu membiarkan para penindas itu merampas tanah kita
sepetak demi sepetak.
Sesungguhnya, tanah dipantai selatan hingga di puncak Mutis
itu bukan tak bertuan.
Bersumpahlah, disana dahulu tanah-tanah kita dihuni para
usif dan meo; tak ada yang penakut sepertimu.
Kepada kau, laki-laki Atoin meto; harga diri kita adalah
sama, menyatu pada tubuh perempuan, dan tersimpan dalam sejingkal tanah --
tempat kita mengubur ari-ari dan kenangan.
Harga diri kita abadi, tak goyah di hantam lautan hingga
topan dan bebatuan.
Maka begini seharusnya kita bertanya: Apakah sebanding harga
diri kita dengan uang dan tambang? Apakah harga diri kita harus ditentukan oleh
definisi kesejahtraan para penindas itu?
Maka begini jawabannya; jika sejahtera harus membiarkan
tanah kita dirampas oleh para investor, maka tangkap aku sebagai pemberontak
yang melawan karna pembangkangan.
Sungguh membangkang, lebih terpuji dari pada bersama
pemerintah menumpas hutan adat, lalu menghina perempuan-perempuan pemberani
tanpa merasa berdosa.
Jika sejahtra harus melalui belas kasihan pemerintah, harus
meninggalkan tanah dan lumbung; maka tuduhlah aku sebagai provokator yang
dicari.
Sungguh, menjadi provokator lebih mulia, dari pada bersama
para pejabat menumpas hutan adat, lalu
menuduh perlawanan perempuan sebagai tak berbudaya.
Kepada kau laki-laki Atoin meto; bukankah ayahmu adalah
lelaki yang menyunting perbukitan? Maka padamu anak yang dibesarkan dari bukit
dan sungai; jangan biarkan suaramu tersisih dengan harga diri yang tergadai.
Soe, Oktober 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar