HILANG - SOE POST

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Jumat, 25 November 2022

HILANG



Penulis : Vony Kerek


Pagi itu, ketika semua makluk masih ada dalam lelap dan memeluk mimpi mereka masing - masing, Laura gadis belia itu sudah ada di dapurnya. Seperti biasa Laura sudah sibuk dengan aktifitasnya setelah doa pagi yang biasa ia lakukan ketika subuh tiba. Laura menyiapkan sarapan ala kadarnya, Nasi goreng, telur dadar dan sedikit kerupuk. ayah, ibu dan ke dua adik Laura masih ada di kamar. mereka belum terlihat bangun. Setelah menyiapkan sarapan Laura langsung bersiap - siap ke sekolah.


Ayah Laura adalah seorang sopir di sebuah perusahaan, sedangkan Ibu Laura adalah seorang pedagang. Mereka memiliki sebuah kios kecil yang dikelola oleh Ibunya dan terletak tidak jauh dari rumah mereka. Laura memiliki adik kembar. Rina dan Rano. mereka masih berusia empat tahun.


Waktu sudah menunjukkan pukul 06.45, Laura dan Ayahnya segera bergegas untuk berangkat. Sekolah Laura searah dengan perusahaan tempat ayahnya bekerja, jadi setiap pagi Ayah Laura selalu mengantarkan Laura ke sekolah, sedangkan pada waktu pulang sekolah, Laura biasanya berjalan kaki bersama teman - temannya. Laura adalah siswi kelas 9 di sebuah SMP ternama di kota mereka.


"Laura....sebentar sepulang sekolah Ayah jemput ya..." kata Ayah Laura.

"Lho....Ayah mau jemput Laura? kan Ayah masih kerja?" tanya Laura sedikit heran.

"Nanti Ayah ijin...." kata Ayah Laura sambil tersenyum.


"Emangnya...kita mau ke mana sih Ayah?" Laura bertanya dengan penuh rasa penasaran namun juga senang. Senang karna Ayahnya bisa menjemputnya hari ini.


"Ssssttt....tapi jangan bilang - bilang Ibu dan adik - adik mu yaaah....Ayah mau ajak Laura beli hadiah untuk Ibu, sebentar lagi kan hari ulang tahun pernikahan Ayah dan Ibu...."


"Oooo....oke deh Ayah...Siaap!! Yaahh sudah...Laura masuk kelas dulu ya Ayah..."

"Iya sayang..."

 

Seperti janji Ayah Laura, siang itu Ayah Laura menjemputnya di sekolah dan mereka langsung menuju salah satu pusat perbelanjaan di kota  itu. Beberapa menit kemudian terlihat Laura dan Ayahnya sibuk mencari hadiah yang cocok untuk Ibu.


"Memangnya, ayah mau kasih Ibu Kado apa sih?"


"Kado yang bisa menemani Ibu di setiap waktu, terutama saat Ayah lagi gak bersama Ibu.... jadi di saat Ibu cape urus kalian atau Ibu lagi cape dengan jualannya, ketika Ibu lihat kado  itu, Ibu bisa ngerasa kalau ada Ayah di situ....kira - kira...Apa yaaa?"


"Hhhmmm..ide Ayah boleh juga....hehehehe....tapi apa yaaaa?" Laura pun ikut berpikir keras.


"Ooya... Yah....bagaimana kalau Ayah beli bingkai foto saja, tapi yang ukuran sedikit besar, nah... nanti Laura ambil gambar Ayah, Ayah kan belum ada foto sendiri, fotonya selalu bareng Ibu...bagaimana Ayah?"


"Hhhmm...foto? Ah... jangan Laura...Kalau foto kan di Hp juga banyak....Ayah mau belikan Ibu sapu tangan saja..."


"Kenapa Sapu tangan Yah?" tanya Laura heran.


"Iyyaahh....biar supaya kalau Ibu sedih,  Ibu bisa menghapus air matanya pakai saputangan dari Ayah atau mungkin kalau Lelah, Ibu bisa menyeka keringatnya pakai sapu tangan ini....Bagaimana menurut Kamu?" Tanya Ayah Laura sambil mengedipkan matanya dan tertawa.....


"Ciie...ciiee...Ayah so sweet sekalii.....Hahahaha...." Laura dan Ayahnya tertawa sambil berjalan menuju ke tempat penjualan Saputangan..

beberapa menit kemudian.....


"Sudah...Ayah ambil yang ini saja...." Kata Ayah Laura sambil memilih saputangan berwarna coklat muda dengan dua garis putih di bagian pinggirnya.


"Apa tidak terlalu besar Yah? tanya Laura.


"Tidak kok...biar nanti bukan Ibu saja yang pake, tapi kamu dan si kembar juga, bisa pake....di kala kalian sedih atau mungkin cape...." kata Ayah sambil tersenyum.


Setelah karyawan toko membungkus saputangan itu dengan indah, Ayah dan Laura bergegas pulang.


"Hadiahnya mau langsung di kasih ke Ibu ,Yah?"


"Ya,,,tidak dong sayang... kan Ulang Tahun pernikahannya masih dua hari lagi...nanti Ayah simpan di suatu tempat yang Ibu gak tau, nanti Ayah kasi tau Laura ya..tempatnya.."


"Oke deh Ayah.."

 

Sesampai di rumah, seperti biasa, Ibu dan si kembar sudah menunggu dengan makan siang ala kadarnya namun selalu terasa nikmat.


"Selamat siaang..." Laura tiba di rumah dan langsung memberi salam.


"Selamat siaang....Lho kok tumben Ayah sama Laura pulangnya sama - sama?"


"Ooo iyya Bu...kebetulan tadi Ayah sudah beres kerjanya, yaaa sekalian saja jemput Laura."


"Iyyaa Bu..." Laura mengiyakan perkataan Ayahnya.

 

Beberapa menit kemudian, keluarga kecil itu sudah terlihat makan siang bersama.  Mereka makan dengan lahapnya sambil sesekali bersenda gurau.


"Oya...Bu...besok malam Ayah dapat undangan dari Teman Ayah, anaknya menikah. acaranya jam 8 malam, jadi Ibu di rumah saja ya, biar Ayah yang hadiri acaranya. kasian anak - anak kalau ditinggal sampai larut malam"


"Iyyaa Yah...tapi ingat ya, Ayah pulangnya jangan sampai larut malam..."


"Iyaa Bu."

 

 

Dua hari berlalu. malam itu Ayah bersiap siap ke Pesta. Ibu membantu Ayah menyiapkan pakaian, sepatu dan hal - hal lain yang akan digunakan ke Pesta. sementara Laura dan ke dua adiknya sedang belajar bersama di meja makan.


"Ibu...uang tabungan Ayah yang di koperasi kantor, Ayah mau pakai untuk membuat teras kecil di bagian depan rumah kita, biar untuk tempat Ayah bisa santai - santai...jadi Ayah bisa selalu pantau si kembar bermain dan Ibu dan Laura bekerja, bagaimana bu?"


"Iyyaa..terserah Ayah saja...agak cepat Yah...sudah hampir jam 8 ni..."


"Iyyaa Bu...Oke..Ayah pamit yaa...daaaahh semuanya...ingat jangan bobo sampai larut malam yaa...."


"Iyyaa Ayah..." jawab Laura dan si kembar.

 

Pukul 00.42. dini hari....Laura, Ibu dan si kembar masih dalam keadaan terlelap. tiba - tiba Hp Ibu berbunyi, samar - samar Laura mendengar suara Ibu...


"Mak...maksudnya bagaiman Pak? Suami saya kenapa Pak? Apa..........????"


Seketika Ibu terjatuh duduk di lantai, sambil terus mengumpulkan kekuatan untuk tetap memegang handphonenya. Laura bangun dan bertanya....

"Ayah mu Laura....... Ayah mu kecelakaan...."


Laura segera tersadar.... benar - benar tersadar. berharap ia dan ibunya berada dalam sebuah mimpi buruk, berharap semuanya tidak nyata....


"lalu bagaimana Bu? Ayah di mana sekarang Bu?"


"Ayah sudah dibawa ke rumah sakit. Ayah meninggal......"


Dua kata terakhir Ibu seperti tamparan yang amat keras untuk Laura, seperti tsunami atau angin kencang atau apalaah....benar - benar tidak dapat diukir dengan kata - kata...


Laura hanya terdiam.... sementara Ibu, Ibu menahan tangisnya dalam kehancuran dan ketidak percayaan, tangan Ibu meremas sprey tempat tidur mereka, Ibu tak kuasa menahan kerapuhannya, namun ia berusaha untuk menahan suaranya agar tidak mengganggu tidur si kembar.....


Hancuurrr hati Ibu begitu juga Laura....Malam itu benar - benar menjadi malam yang mengerikan dalam hidup Laura. itulah yang ia rasakan.

 

Keesokan harinya keluarga mengurus pemakaman ayah Laura. Ayah Laura dimakamkan tepat di depan rumah Laura. dan ternyata rencana Ayah untuk membuat sebuah teras kecil di depan rumah mereka, terwujud sudah, meskipun Ayah hanya bisa menjaga Ibu, Laura dan si kembar dari alam yang berbeda. Ibu sangat sedih apabila mengingat semua itu. Mengingat hal - hal terakhir sebelum kepergian ayah.


Setelah semua urusan pemakaman Ayah selesai, Ibu baru ingat kalau ternyata Ayah meninggal tepat di hari Ulang tahun pernikahan Ayah dan Ibu, betapa hal itu menambah kesedihan untuk Ibu, dan Laura pun teringat dengan hadiah yang sudah disiapkan Ayah untuk Ibu...


Kemudian Laura mengambil hadiah itu dan memberikannya pada ibu....


Perlahan ibu membukanya sambil terus meneteskan air mata. sebuah saputangan cantik berwarna coklat muda.....lengkap dengan secarik kertas yang berisikan sebuah pesan


Bu.......

Selamat Hari Ulang Tahun Pernikahan

Pakai ini yaaa Bu, untuk menyeka 

air mata  Ibu, kala Ibu sedih atau 

mungkin  untuk menyeka keringat Ibu

kalau Ibu lelah ngurus anak anak dan                    ngurus rumah...

Ayah sayang Ibu...selalu.....

Ayah


Pesan itu....betapa hancurr hati Ibu.....juga Laura. Ibu menangis terisak isak, seolah - olah memanggil manggil nama Ayah. Ibu benar - benar tidak dapat membendung air mata dan kesedihannya setelah menerima hadiah ulang tahun pernikahan dari Ayah. Laura pun tak kuasa menahan kesedihannya. ia tak menyangka kalau ternyata Ayah pergi secepat ini, ia tak menyangka kalau ternyata hari itu adalah kali yang terakhir untuk Ayah mengantar dan sekaligus menjemput Laura di sekolah.


"Ayah... kenapa Ayah pergi? Apa Ayah gak sayang Laura, Rani dan juga Rano? Ayah...." Laura hanya bisa membatin....ia tidak ingin menunjukkan kesedihannya pada Ibunya. Ia tidak ingin kalau Ibunya semakin sedih.


"Aku harus kuat. kata Ayah, sebagai seorang kakak Aku gak boleh cengeng." Laura masih terus membatin, mencoba memberikan kekuatan pada dirinya sendiri.

"Ayah.........."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman