TTS-$P, Berkembangnya isu adanya mahar politik yang harus disiapkan bakal calon legislatif dari Dewan Pimpinan Daerah Partai Perindo Kabupaten Timor Tengah Selatan ditepis Marten Natonis, S.Hut., M.Si Ketua DPD Perindo TTS.
Dihubungi media ini(22/02/2023), Kader Muda Partai Perindo asal Timor Tengah Selatan mengatakan bahwa isu tersebut tidak benar,
“Kita pastikan isu tentang adanya mahar politik bagi Bacaleg tidak ada, namun tentunya setiap partai memiliki syarat-syarat yang akan dikeluarkan oleh DPD Perindo Timor Tengah Selatan”, Ucap Marten
“Khusus DPD Perindo kabupaten Timor Tengah Selatan dipastikan tidak ada mahar, ataupun biaya pendaftaran bagi Bacaleg. Namun ada satu syarat yang juga di anggap syarat utama, yakni para Bacaleg diwajibkan harus memasukkan foto copy rekening”
"Karena kita dengar isu yang berkembang bahwa ada mahar ketika para Bacaleg mendaftarkan diri. Oleh karena itu lewat pemberitaan ini kita pastikan bahwa Partai Perindo tidak ada mahar politik. Tetapi, kita juga pastikan setiap caleg harus masukan foto copy rekening saja sehingga partai juga tau bahwa Bacaleg dari Partai Perindo memang punya Kesiapan yang matang. " Jelas Marthen
Masih menurut Marten Natonis, “Partai Perindo merupakan Partai Politik yang memberikan ruang untuk pengkaderan bagi para pemimpin daerah dan bangsa. Sederhananya, Partai Politik adalah kumpulan orang-orang sejahtera yang memikirkan nasib daerah dan bangsa. Di sini kita sama-sama memikirkan nasib orang lain yang belum sejahtera. Artinya apa? Caleg bukan ruang untuk mencari pekerjaan. Tetapi Seorang caleg harusnya merupakan kader yang memiliki visi besar untuk membangun daerah dan bangsa. Karena itu caleg harus orang yang sudah sejahtera sehingga ketika terpilih nanti ia tidak fokus urus diri tapi akan lebih konsen mengurus masyarakat yang diwakili” Tegas Marten Natonis
Karena itu, "jika ada caleg Perindo yang masih berpikir caleg untuk mendapatkan pekerjaan maka saya ingin katakan ini bukan tempatnya. khusus di TTS kita semua tahu bahwa kondisi masyarakat kita masuk kategori miskin ekstrim, karena itu kita butuh putra putri asli TTS yang memiliki panggilan jiwa dan mau berkorban membiasakan diri memberi untuk menyelamatkan masyarakat kita dari kondisi ini". Ungkap Marten
Marten juga menambahkan, “Terkait isu yang berkembang tentang pencalegkan 2024 bahwa Partai Perindo mewajibkan caleg untuk membayar mahar sejumlah tertentu ,itu adalah isu yang tidak benar. karena Menghadapi perhelatan politik 2024, setiap Parpol tentu memilik strategi tersendiri. Ada yang dipublikasikan ada yang hanya jadi konsumsi internal Partai”,
“Sehingga, Partai Perindo menyadari bahwa politik itu butuh biaya yang sering disebut cost politic. Karena itu, sebagai salah satu Partai Politik peserta pemilu 2024, Perindo ingin memastikan calegnya benar-benar siap untuk bertarung pada Pileg 2024 yang dibuktikan dengan kesiapan finansial yang memadai.”
“Kesiapan finansial dari masing-masing caleg itu sifatnya wajib. Tidak bisa ditawar. Tapi kami ingin sampaikan bahwa dana tersebut tidak untuk diserahkan ke Partai tapi akan digunakan oleh masing-masing caleg dalam mensosialisasikan diri kepada calon pemilih. Intinya dana itu adalah dana operasional yang harus dimiliki oleh setiap caleg”,
"Mustahil kalo ingin menang tapi tidak punya uang, sedangkan untuk ke desa dan bertemu dengan calon pemilih kita butuh operasional. Itulah yang ingin dipastikan oleh partai bahwa calegnya benar-benar siap untuk bertarung. "Politik itu mahal, bahkan untuk kalah pun kita harus mengeluarkan banyak uang." Pungkas Marten Natonis
Sedangkan Wakil ketua DPD Perindo TTS, Nikodemus Asbanu, SH pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa, partai Perindo tidak ada mahar bahkan pendaftaran caleg pun gratis tidak dipungut 1 rupiah pun. Tapi setiap caleg Perindo harus punya kesiapan finansial yang memadai untuk menunjang operasional caleg mulai dari persiapan pendaftaran sampai kampanye bahkan sampai dengan pencoblosan nanti. Kita bisa ambil testimoni dari teman-teman kita yang sementara duduk di legislatif pada setiap tingkatan. Rata-rata semua menghabiskan biaya operasional dalam jumlah yang tidak sedikit. Kalo ada yang kebetulan lolos tanpa biaya mungkin itu pengecualian 1 di antara 100” Ucap Niko Asbanu
Lanjutnya, “Ke desa kita butuh biaya transportasi, jangan sampai jadi caleg tapi mau sosialisasi diri saja tidak bisa karena tidak ada uang. Jangan sampai pinjam uang untuk isi bensin supaya bisa temui calon pemilih. Ini repot. Sekali lagi kita punya basis tapi kalo tidak cukup tersedia dana operasional untuk menjaga basis ini juga repot. Karena itu caleg perlu punya kesiapan finansial yang memadai " Jelas Niko
Lebih lanjut Niko menjelaskan bahwa, partai hanya ingin memastikan bahwa caleg yang direkrut dan diusung adalah mereka yang sudah matang secara finansial sehingga akan mampu bersaing dalam arena perhelatan akbar. Basis harus dijaga dan terus dikawal. Tidak boleh lepas. Jika basis tidak dikawal maka kita hanya bermimpi karena pemilih kita akan lari ke caleg partai lain yang mampu mendatangi mereka.
“Khusus di TTS kita semua tahu bahwa kondisi masyarakat kita masuk kategori miskin ekstrim karena kita butuh putra putri asli TTS yang memiliki panggilan jiwa dan mau berkorban membiasakan diri memberi untuk menyelamatkan masyarakat kita dari kondisi ini”,
"Menjadi Dewan bukan aji mumpung untuk perbaiki nasib tapi karena untuk berkorban "TE MAN MA NLOLO SU IN untuk sejahterakan rakyat " Pungkasnya. (Redaksi Soe Post)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar