TTS-Soepost.com, Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) memfasilitasi sejumlah Kelompok Tani (Poktan) asal Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) melakukan Studi Banding di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), pada Selasa (20/05/2023).
Kegiatan tersebut melibatkan 18 Orang dengan rincian 10 Orang Perwakilan Kelompok Tani yang berasal dari 10 Desa di Sumba Barat Daya, bersama 2 Orang Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), dan didampingi 6 Orang Staf YBTS mereka menyambangi Kelompok Tani Batu Karang dan Kelompok Tani Mekar Bersama di Desa Kesetnana Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Mewakili Koordinator YBTS yang berhalangan hadir, Lukas Melkianus Daulima sebagai Project Officer di YBTS menyebutkan, Kegiatan Studi Banding ini berlangsung tanggal 8-12 Mei 2023 di Oesusu Kabupaten Kupang, TTS dan Kab TTU menindaklanjuti pendampingan bagi kelompok-kelompok yang ada di SBD dengan fokus Penerapan GAP dengan Pertanian Organik pada tanaman pangan dan Holtikultura serta pengelolaan sayuran secara berkelanjutan.
"Kegiatan ini dalam rangka menjalankan Program Permata atau Peningkatan Mata Pencaharian Pertanian oleh YBTS yang di biayai oleh WLF selama 24 bulan atau 2 tahun terhitung 1 Oktober 2021 sampai dengan 30 September 2023 di Sumba Barat Daya". Sebut Melky.
Tujuan Program ini untuk meningkatkan akses kelompok tani terhadap potensi mata pencaharian pertanian di SBD di 9 desa yang ada di 3 kecamatan.
"Dari tujuan program peningkatan pencaharian potensi pertanian tersebut lewat studi banding di Kelompok Tani Batu Karang dan Mekar Bersama di Desa Kesetnana Kecamatan Mollo Selatan ini para peserta dari Poktan SBD diharapkan dapat belajar dan mengambil perbandingan dan bisa berinisiatif dalam menerapkan kalender musim dan kalender pasar dengan tepat ketika kembali ke Sumba nanti". Ungkapnya.
Dalam kunjungan Tim di Lokasi Kebun Kelompok Batu Karang, Para Peserta Studi Banding menyempatkan bertemu dan berbagi pengalaman bersama Kelompok Tani Batu Karang.
Pada kesempatan tersebut Ketua Kelompok Tani Batu Karang, Yumina Toto Tamelab mengisahkan awal berdirinya kelompok, kendala yang dihadapi dan cara mengatasi kesulitan yang ada.
"Kami mengawali kegiatan kelompok dengan lahan yang berbatu karang, kesulitan bibit, pupuk, alat pertanian berupa kultifator, dampak dari perubahan iklim, pasar dan tanpa pendampingan. kami tetap jalan sambil membangun komunikasi dengan PPL yang ada di Dinas Pertanian. Akhirnya kami mendapat pendampingan dari PPL dan Pihak YBTS.
Kelompok kami tertata dan terorganisir, kelompok dilatih pola tanam yang benar dengan melihat kalender musim, dapat bantuan bibit, dilatih buat pupuk organik, belajar manajemen kelompok dan usaha. strategi pemasaran dengan berpegang pada kalender pasar dan kami memperoleh hasil atau keuntungan yang besar". Tutur Ma Yumina sapaannya.
Di tempat yang sama Penyuluh Pertanian yang selalu mendampingi kelompok tersebut, Yohana Kabata membenarkan pengakuan dari Ketua Kelompok Tani tersebut tentang perkembangan dan progres dari Kelompok Tani Batu Karang dan Mekar bersama setelah dapat pendampingan.
"Kedua kelompok ini ketua dan anggotanya adalah masih saudara dan mereka punya karakter dan dedikasi serta semangat yang tinggi dalam bekerja. Kami selalu Menilai Aktivitas Kelompok, Perkembangan Mereka dan Hasil Produk mereka selalu tersedia dan masuk pasar sehingga sangat memuaskan kami". Tambahnya.
Kondisi tanah yang berbatu di Kebun kedua kelompok tersebut bukan menjadi halangan untuk mereka berusaha, hal ini diakui oleh salah seorang peserta studi banding dari SBD. Dia adalah Martina Ina delegasi dari Kelompok Tani Kharisma Mandiri Desa Wepatando.
"Melalui Kegiatan Studi Banding yang difasilitasi oleh YBTS ini kami bersyukur bisa langsung ke kebun di Soe ini membuat kami semangat adalah tanah yang berbatu tetapi bisa digarap dan menghasilkan produk di tengah kondisi perubahan iklim. Kalau dibandingkan dengan lahan di Wepatando yang datar tidak berbatu kami olah dengan baik jelas akan menghasilkan yang lebih banyak lagi”. Pungkas Ina. (Imanuel Nuban)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar