TTS|SoePost.com- Lagi-lagi dugaan kekerasan terhadap peserta didik kembali terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam kekerasan kali ini diduga dilakukan oleh S.H, yang adalah kepala sekolah dasar Inpres Taus, Kecamatan Kualin. Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini kepsek telah menganiaya muridnya sendiri hingga berujung adanya laporan polisi dari orang tua murid.
Sesuai Laporan Polisi dengan Nomor : LP/B/25/IX/2023/SEK KUALIN/RES TTS/ POLDA NTT tertanggal 18 September 2023, Seyslina dilaporkan dalam dugaan telah melakukan kekerasan dan penganiayaan terhadap AB(12), JK(12) dan SB(12) yang adalah muridnya sendiri. Tidak hanya memukul dengan Kayu, sesuai pengakuan JK Cs. Setelah pukul, mereka juga disuruh untuk menjilat dan memakan kertas,
"Awal kejadian pada hari Senin tanggal 18 September 2023, dimana sekitar jam 12.00 WITA saya(AB),JK dan SB sebelum waktu pulang sekolah kami bermain tembak-tembakan menggunakan sedotan Es Cendol. Cara melakukan Permainan tersebut memang harus memasukkan kertas ke dalam sedotan lalu ditiup.",
"Karena sebelum kami melakukan permainan tersebut, sudah ada teman kami yang lebih dulu bermain hingga kondisi tembok dan jendela kaca kena kertas. Karena jendela dan tembok kotor, teman-teman kami melaporkan hal ini ke Ibu Kepala Sekolah. Tidak lama Ibu Kepsek datang lalu menyuruh siswa lain untuk ambil kayu, siswa lain datang bawa kayu tapi karena ukuran kayu kecil ia Bu kepsek suruh ganti dan siswa lain pergi ambil kayu yang ukurannya sebesar ibu jari orang dewasa dan Ibu Kepsek langsung pukul saya(AB) secara berulang-ulang di bagian kepala",
"Setelah saya(AB) dipukul, Ibu Kepsek suruh kami bertiga berdiri berjarak lalu mulai pukul JK di bagian bahu kiri sebanyak tiga kali sampai kayu patah. Karena yang digunakan panjang, kayu juga kena bagian tangan saja, ini ada tanda(sambil JK menunjukkan bekas pukulan ditangan kiri) Setelah pukul dan kayu patah, ibu juga pukul JK Pake tangan berulang kali. Lalu ibu suruh kami jilat kertas hasil permainan tembak-tembakan dan Bukan hanya jilat tetapi setelah jilat harus kunyah dan telan kalau kunyah dan telan tidak keluar kelas. Karena takut, kami ikut semua yang ibu kepsek suruh." Jelas AB(12)
Terhadap sikap Ibu Kepala Sekolah SH perwakilan orang tua murid yang dipukul menilai bahwa pembinaan yang dilakukan sudah berlebihan,
"Kami bukan tidak mau anak kami dibina jika lakukan kesalahan tetapi bukan pembinaan seperti ini yang harus diterima anak-anak kami. Untuk itu, biar kami lapor ke Polisi agar selesaikan persoalan ini" Ucap Domi Toni
Masih menurut Domi, "Terhadap perbuatan kepala sekolah ini, kami masyarakat kecil berharap ada perhatian khusus dari Bapak Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sehingga tidak terulang lagi hal Seperti ini.",
"Setelah kejadian anak kami JK sempat ke sekolah, saat itu Bertemu dengan Ibu Kepsek lalu mereka berdoa sama-sama. Setelah berdoa, Ibu Kepsek suruh anak kami pulang. Pertanyaan kami, apa maksud dari Ibu Kepsek sampai harus suruh anak kami pulang sedangkan dia harus sekolah" Ungkap Domi Toni
"Untuk sekarang anak-anak trauma dan takut ke sekolah, sehingga kami berharap ada perhatian pemerintah terhadap kejadian ini" Harap Domi Toni
Di tempat terpisah Kespek SDI Taus SH yang dihubungi media ini (20/9/2023) melalui WhatsApp sempat membaca chat dari Tim media tetapi kemudian tidak merespon dan langsung memblokir nomor WhatsApp dari Tim Media.
Terkait kejadian ini, Kapolsek Kualin Ipda Faizal S. Alang, S.H.,M.H. yang dihubungi melalui Kanitres Aipda Mustafa Ahmad membenarkan hal tersebut,
"Dengan mengedepankan Restorative justice, awalnya laporan ini piket sudah memanggil terlapor untuk bisa berkomunikasi dengan baik bersama korban tetapi karena respon yang kurang baik dari terlapor jadi secara profesional kasus ini siap ditindaklanjuti" Tegas Kanitres Aipda Mustafa Ahmad (TIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar