Editor Redaksi
TTS|Soepost.com - Drs. Ananias Faot, M.Si bakal calon Bupati Timor Tengah Selatan periode 2024-2029, diminta Akademisi untuk mengeksplorasi pengalaman birokrasi diluar daerah dan dijabarkan dalam visi dan misi program kerja sesuai dengan kondisi Kabupaten Timor Tengah Selatan lima tahun ke depan.
Meski hadir diluar jadwal yang telah ditetapkan panitia sejak tanggal 2 april 2024 karena urusan penting untuk diselesaikan, Senin 8 April 2024 Ananias baru diijinkan untuk memaparkan visi dan misi kepada panitia penjaringan, akademisi dan rohaniawan.
Pantauan soe post pada Senin 8 april 2024, Drs. Ananias Faot, M.Si yang datang didampingi keluarga. Diterima Ketua panitia penjaringan bakal calon Bupati dan wakil Bupati Timor Tengah Selatan periode 2024-2029 Albinus Kase, S.Sos, M.Ab dan disaksikan oleh Ketua DPD Partai Perindo Kabupaten TTS Marthen Natonis, S.Hut, M.Si, didampingi sekretaris Melki Un Banunaek.
Dalam Pemaparan visi-misi bakal calon bupati (balon) yang merupakan putra kelahiran Timor Tengah Selatan dan diketahui sudah puluhan tahun berkarir di tanah papua karena panggilan alam dan leluhur serta masyarakat Timor Tengah Selatan, ia memilih kembali ke kampung halamannya untuk melayani.
Pada kesempatan tersebut, Faot membeberkan beberapa program unggulan yang ditawarkannya. Seperti pengoptimalan pengelolaan sumber daya alam (SDA), Ekowisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pemberdayaan ekonomi berjenjang dan berkelanjutan dari desa menuju kabupaten dan revitalisasi kelembagaan masyarakat adat, menuju perwujudan kemandirian perekonomian daerah yang aman, mandiri menuju kesejahteraan berkelanjutan.
Menanggapi pemaparan visi misi dari bakal calon bupati (balon) Ananias Faot. Akademisi Dr. Gotlif Nope, S.Sos,MA. Dosen Sosiologi- FISIP Undana Kupang, menegaskan tentang pentingnya pemimpin perlu memahami apa yang dibutuhan daerah dan masyarakat.
"Untuk menjadi pemimpin, kita diminta menawarkan konsep. Ketika menjadi bupati apa yang harus dibuat, untuk menjawab persoalan ditengah masyarakat". Ucap Dr. Gotlif
Waktu yang sama, Akademisi Yonathan H. Lopo, S.IP., MA Dosen Ilmu Politik - FISIP Undana Kupang. Mengapresiasi komitmen politik Ananias Faot, dari birokrasi langsung terjun ke politik.
"Pilihan dari birokrat ke politik. Tentu tidak semua orang mengambil sikap itu. Hanya pihak-pihak tertentu". Kata Yonathan
Lebih lanjut dosen Yonathan, menegaskan bahwa untuk menjawab tantangan persoalan di Kabupaten TTS, perlu solusi dari pengalaman berbasis data yang dijabarkan dalam program.
"Utamanya kita minta untuk mengeksplorasi pengalaman dibirokrasi berbasis data yang dapat dijabarkan dalam visi misi sebagai jawaban atas kondisi yang ada di kabupaten timor tengah selatan saat ini, sebagai kabupaten termiskin urutan tiga". Ungkap Yonathan
Selanjutnya, pandangan kekristenan dari rohaniawan Pdt. Karel Koro,MM, yang merupakan mantan anggota DPRD Provinsi NTT periode 2004 - 2009, tentang politik dan pelayanan dalam menjawab kondisi Kabupaten Timor Tengah Selatan.
"Politik bukan jalan untuk bernubuat.
Tapi jalan untuk berbuat"
Melihat TTS sebagai daerah yang miskin. Namun apakah kita bisa mengatakan bahwa TTS adalah sebuah rusa yang seksi.
Banyak orang cerdas lari meninggalkan TTS, lalu TTS dianggap Kabupaten Termiskin. Sementara banyak orang TTS yang membanggakan diluar TTS, dengan berbagai latar belakang pendidikan mapan dan pencapaian serta prestasi terpuji. Maka siapapun dia, jika memenuhi kriteria yang diharapkan masyarakat TTS menuju perubahan maka dialah orang yang wajar dipilih dengan tanggungjawab untuk melayani, berbuat bagi Timor Tengah Selatan tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar