ULASAN EKSKLUSIF BERDIRINYA SMP NEGERI KAENENO - SOE POST

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 20 Mei 2024

ULASAN EKSKLUSIF BERDIRINYA SMP NEGERI KAENENO


Liputan Reporter Nyongki Wartawan SP 
Editor Redaksi Soe Post 


"Kita Bukan Pewaris Tapi Kita Perintis Ungkap Kades Kaeneno dan Kepsek SMPN Kaeneno."


TTS|Soepost.com, - Kita bukan pewaris tapi kita perintis. Ungkapan ini dikatakan Kepala Desa Kaeneno Dominggus Fallo, S.Pt, setelah mengupayakan adanya akses pendidikan yang dekat bagi masyarakat di Desa Kaeneno Kecamatan Fautmolo Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ungkapan ini tidak saja oleh Kades Kaeneno, namun diiyakan Kepala SMP Negeri Fautmolo Otwangbin Arifin Abanat, M.Pd. 


Berkaca pada kenyataan yang ada, bahwa jarak akses ke fasilitas pendidikan yang jauh, dapat berpengaruh terhadap kualitas belajar peserta didik. Tidak hanya jarak, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) pun menjadi perhatian serius. Persoalan tersebut, menjadi penting untuk diantisipasi dengan beragam solusi, yakni komunikasi, konsultasi, anggaran dan manajemen kerja yang tepat. 


Memahami persoalan tersebut, menjadi motivasi bagi masyarakat desa Kaeneno untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan sekolah menengah pertama (SMP). Dengan tujuan agar mudah diakses oleh masyarakat untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan dimasa depan. 




Mengurai perjuangan tanpa lelah, sebagai pesan moral. Redaksi soepost.com mengutip filosofi Aristoteles bahwa "Akar pendidikan itu pahit, tapi buahnya manis". Bahwa apa yang dilakukan Kepala Desa Kaeneno Dominggus Fallo, banyak hal pahit dan manis yang dijalani sebagai inspirasi pejuang pendidikan untuk memenuhi kebutuhan bagi warganya. 


Ditemui media online soepost.com kamis, (16/05/2024). Dominggus Fallo menuturkan banyak hal yang dihadapi dalam perjuangan tersebut hingga tercapainya impian masyarakat Kaeneno. Dirinya menyebut bahwa apa yang dilakukan adalah rintisan yang akan diwariskan bagi generasi dimasa mendatang. Bahwa keinginan adanya SMP Negeri di Desa Kaeneno, sebelum dirinya menjabat kepala Desa, karena persoalan jarak tempuh ke SMP yang ada di kecamatan Fautmolo cukup jauh. 


"Kita bukan pewaris tapi kita perintis kakak sebutnya kepada awak media soepost.com, Dan ini memang sudah inisiatif dari orang tua dan masyarakat untuk ada SMP Negeri sebelum saya jadi kepala desa. Karena jarak dari Kaeneno ke Fautmolo cukup jauh. Dengan alasan ini, waktu itu bapak Yakobus Nenoliu (Alm) yang dirikan TKB Kaeneno sebagai kelas jauh dari SMP Negeri Oinlasi dan saya lanjut perjuangkan". Tutur Kades sembari meneteskan air mata mengenang perjuangan bapak Yakobus Nenoliu (Alm). 


Dominggus menjelaskan bahwa setelah dilantik menjadi Kepala Desa Kaeneno tahun 2020, dirinya mulai berjuang membangun kordinasi dengan berbagai pihak. Perjuangan awal tersebut cukup menguras waktu, tenaga dan materi. Namun tekad demi masa depan anak bangsa di desanya serta harapan orang tua dan perjuangan bapak Yakobus Nenoliu (Alm), komitmennya tetap kokoh meski harus menghadapi berbagai tantangan. 


Persoalan jarak akses pelajar dari Desa Kaeneno ke SMP Negeri Fautmolo kurang lebih 4,5 kilo meter. Untuk menjangkau sekolah tersebut dibutuhkan waktu 30 menit dengan berjalan kaki. Jika menggunakan kendaraan roda 2, dibutuhkan waktu 15 menit. Kondisi tersebut menjadi alasan dan harapan, maka tepatnya tahun 2015 mewakili tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan tokoh agama, pemerintah dan masyarakat Kaeneno, sosok inisiator pendidikan pertama Yakobus Nenoliu (Alm), bertanggungjawab mendirikan sekaligus sebagai Pengelola Titipan Kelompok Belajar (TKB) Kaeneno. Berjalannya waktu dan proses, tokoh inspirasi pendiri TKB Kaeneno Yakobus Nenoliu (Alm), akhirnya dipanggil pulang oleh Sang Khalik pemilik kehidupan. Kepergian Yakobus Nenoliu (Alm), tidak membatasi semangat perjuangan para perintis TKB di Kaeneno. 


Proses ini pun berlanjut, Ibarat janji yang tak kunjung dikabulkan, perjuangan akan impian yang dinantikan dengan penuh harapan di penghujung sirna. Kepergian Almarhum Yakobus Nenoliu, seakan membawa semua impian masyarakat Kaeneno. Namun kenyataan membuktikan, bahwa perjuangan yang ulet, akan menghasilkan tanpa menghianati proses. 


Perjuangan ini pun berlanjut, sesuai impian dan harapan sejak awal bahwa TKB Kaeneno, harus berubah status menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri. Berlanjutnya diskusi tersebut, hingga kordinasi lintas tokoh pun dilakukan sebagai langkah strategis. Akhirnya pada september 2021, Camat Fautmolo ketika itu Ritjes Tefa bersama Kepala Desa Kaeneno Dominggus Fallo, bertemu Kepala SMP Negeri Fautmolo Otwangbin Arifin Abanat. Ketiganya berdiskusi dan bersepakat untuk selanjutnya berkordinasi dengan kepala sekolah SMP Negeri Oinlasi Kecamatan Amanatun Selatan, yang saat itu memberikan ijin titipan kelompok belajar (TKB) Kaeneno kepada Yakobus Nenoliu (Alm). 


Tujuan komunikasi tersebut agar Kepsek SMP Negeri Oinlasi bersedia memberikan ijin mutasi data dapodik TKB Kaeneno ke SMP Negeri Fautmolo. Diskusi ini pun sampai ke telinga pejabat teras daerah, ketika itu Assisten II Seperius E. Sipa, yang kini sebagai Penjabat Bupati TTS. Hasilnya tepat tanggal 5 Oktober 2021, TKB Kaeneno dengan jumlah peserta didik sebanyak 152 orang. Dimutasi data dapodiknya ke sekolah terdekat di Kecamatan Fautmolo, yaitu SMP Negeri Fautmolo. Dan TKB Kaeneno merupakan kelas jauh dari SMP Negeri Fautmolo. 


Bersama Camat Fautmolo, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pendidikan dan masyarakat bersama para guru pengajar dan kepala Sekolah SMP Negeri Fautmolo, para kepala sekolah dasar (SD) di wilayah desa Kaeneno dan desa tetangga. Dominggus Fallo terus membangun komunikasi, sebagai upaya adanya dukungan, untuk pengajuan proposal permohonan ijin operasional SMP Negeri Kaeneno kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan. 


Bertepatan dengan moment realisasi program TJPS oleh Pemerintah, yang saat itu dilaksanakan di Desa Kaeneno pada tanggal 5 April 2023, hadir saat itu Bupati TTS Egusem Piter Tahun. Melalui tokoh masyarakat Nahor Fallo, Ia lantas menyerahkan proposal permohonan pendirian SMP Negeri Kaeneno kepada Bupati TTS. Upaya yang dilakukan Kades Dominggus Fallo, pada tanggal 2 November 2023, hadir Kepala Dinas P dan K, didampingi Kasi Kurikulum dan Kasi Sarpras dinas P dan K Kabupten TTS, guna melakukan visitasi kelayakan alih status dari kelas jauh SMP Negeri Fautmolo menjadi SMP Negeri Kaeneno. 


Sebagai sekolah baru yang dinyatakan memenuhi syarat. Dari status titipan kelompok belajar (TKB) dan kelas jauh dari SMP Negeri Fautmolo. Akhirnya pada tanggal 21 Desember 2023, bertempat di sonaf Haumeni Soe, Bupati TTS Egusem Piter Tahun menyerahkan SK ijin Operasional SMP Negeri Kaeneno kepada panitia pendiri, yang disaksikan oleh Kadis P dan K serta Kabid Pembinaan SMP Dinas P dan K Kabupaten TTS dan Kepala Desa Kaeneno. 


Adanya SK Ijin operasional SMP Negeri Kaeneno. Kepala Desa Kaeneno Dominggus Fallo mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Daerah dan semua pihak yang telah berkontribusi. 


"Saya atas nama pribadi, Pemerintah Desa Kaeneno dan masyarakat, mengucapkan limpah terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada Pemerintah Daerah Kabupaten TTS, Penjabat Bupati TTS Seperius E. Sipa, Bapak Egusem Piter Tahun selaku mantan Bupati TTS, Kepala Dinas P dan K Kabupaten TTS, Camat Fautmolo, Kepala SMP Negeri Amanatun Selatan, Kepala SMP Negeri Fautmolo serta semua pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu, yang turut andil demi tercapai harapan masyarakat Desa Kaeneno dengan hadirnya SMP Negeri Kaeneno melalui SK ijin operasional". Ucap Kades Gusty, dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada keluarga bapak Yakobus Nenoliu (Alm) mama Yane Saduk dan Anak Wentris. 


Lanjut Kades, pendirian SMP Negeri Kaeneno sebagai sekolah baru, sangat membutuhkan fasilitas dan sarana penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun Kades mengakui jika semua kebutuhan tersebut dalam proses. 


"Mewakili para tokoh dan masyarakat serta Kepala Sekolah SMP, kita maklumi status sebagai sekolah baru. Tentu kita butuh sarpras pendukung seperti gedung dan ruang belajar, meskipun kondisi saat ini, ada gedung darurat, saya yakin proses ke depan pasti ada perhatian pemerintah. Lokasi sekolah dan lahan sudah kita siapkan 3 hektar, berita acara pelepasan hak sudah kita proses untuk pemisahan hak kepemilikan tanah. Karena lahan yang kita siapkan adalah tanah desa, tapi sudah ada kesepakatan untuk dibagi jadi 2 hektar milik Desa, 3 hektar kita hibahkan untuk sekolah proses sertifikat tanah sekolah". Tandas Kades Gusty Fallo yang diketahui sebagai Alumni Fapet Undana Kupang. 




Waktu yang sama, tokoh adat Yustus Nenoliu mengapresiasi dan terus mendukung usaha dari kepala desa Kaeneno atas komitmennya menghadirkan SMP Negeri Kaeneno. 


"Sebagai orang tua, kami mendukung bapak Desa. Apapun yang anak kami pikirkan untuk masa depan kampung ini, kami selalu mendukung. Kami berusaha ada SMP Negeri di Kampung Akhirnya terjawab. Untuk lahan sekolah, berita acara pelepasan hak kami sudah selesaikan". ucap Tokoh adat Yustus Nenoliu. 




Dikonfirmasi terpisah, inspirator pendidikan yang juga banyak berkontribusi untuk pendirian SMP Negeri Kaeneno, Otwangbin Arifin Abanat, M.Pd. Kepala Sekolah SMP Negeri Fautmolo, kepada soepost.com via whatsapp, Abanat, mengakui jika mereview perjuangan awal hingga lahirnya SMP Negeri Kaeneno sangat panjang. Namun dirinya mengakui perjuangan Kepala Desa Kaeneno Dominggus Fallo, sebagai inspirator pendidikan. 


"Ini cerita dari awal sampai lahir SMP Negeri Kaeneno cukup panjang kakak. Tapi lahirnya SMP Negeri Kaeneno berkat perjuangan Kades Kaeneno yang gigih untuk menata desanya, jadi ibaratnya kita bukan pewaris tapi kita perintis" Ucap Abanat via chat whatsapp dengan stiker senyum. 


Hadir sebagai Kepala SMP Negeri Fautmolo, pada desember 2018, dirinya bertemu Kades Gusty dan tokoh adat serta beberapa orang tua di Desa Kaeneno, untuk menata TKB Kaeneno. Karena saat itu terdapat dua TKB yang dikelola oleh Yakobus Nenoliu (alm), dan Yorita Fallo, guru SMK Kristen Fautmolo, tujuan pertemuan tersebut untuk menjadikan TKB Kaeneno menjadi SMP Negeri Kaeneno. Dan wujud pertemuan tersebut ada kesepakatan hingga lahir dan adanya SK ijin Operasional SMP Negeri Kaeneno. 


Menanggapi penempatan kepala sekolah baru SMP Negeri Kaeneno, Kepsek Abanat menyampaikan Apresiasi dan dukungan kepada Ibu Kepsek Debora Koy. 


"Kepala sekolah baru ini hebat. Beliau salah satu guru penggerak. Dengan pengalaman yang ada, saya sangat yakin bahwa layanan Pendidikan oleh SMP Negeri Kaeneno kepada masyarakat Kaeneno dan sekitarnya pasti semakin baik ke depan". ungkap Kepsek Abanat 


Hadirnya SMP Negeri Kaeneno di Desa Kaeneno merupakan jawaban atas perjuangan banyak pihak. Sebagai Kepala SMP Negeri Fautmolo, tak lupa saya menyampaikan terima kasih kepada Pemda TTS, Dinas P dan K TTS, Camat Fautmolo, Kades Kaeneno, Tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, Tokoh adat dan masyarakat desa Kaeneno, beserta seluruh PTK SMP Negeri Fautmolo atas kerja sama yang telah dibangun selama berproses". Tulisnya via whatsapp. 


Tak lupa Kepsek Abanat mengucapkan Terima kasih lebih khusus kepada Almarhum Yakobus Nenoliu yang telah merintis TKB Kaeneno sejak awal hingga menjadi SMP Negeri Kaeneno. Almarhum merupakan sosok yang tidak pernah mundur dengan komitmennya. Terima kasih kepada keluarga Almarhum, mama Yane Saduk dan Anak Wentris. 




Selain itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah SMP Negeri Kaeneno Debora A.E.Koy, S.Pd.,Gr mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah kabupaten TTS dan semua pihak atas kepercayaan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. 


"Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada bapak Penjabat Bupati TTS, yang telah memberikan kepercayaan dan tanggungjawab jabatan sebagai Kepala Sekolah pertama SMP Negeri Kaeneno, tak lupa saya ucapkan apresiasi dan terima kasih kepada bapak Kepala Desa Kaeneno dan semua unsur atas dedikasi dan perjuangannya hingga adanya SMP Negeri Kaeneno sebagai sekolah Negeri". Ucap Kepsek yang kurang lebih 14 tahun sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada SMP Negeri Batu Putih. 


Menerima amanat sebagai kepala sekolah pertama. Kepsek Debora tentu tidak saja berusaha sepihak, namun baginya peran komite, dan dewan guru menjadi kekuatan utama untuk menata dan membangun sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM). Tapi menjadi kewajiban baginya sebagai kepala sekolah untuk mewujudkan kualitas dan mutu pendidikan bagi tenaga guru dan peserta didik. 


Kepsek Debora menjelaskan bahwa sekolah yang baru menerima SK ijin operasional dibawah pimpinannya. Sementara mendaftar untuk menerapkan kurikulum merdeka belajar. Tentu banyak hal yang perlu dilakukan, dan tidak terlepas dari dukungan oleh pihak lain guna memenuhi tuntutan perkembangan dunia pendidikan.


"Adanya SK ijin operasional, kita mulai berproses dengan penerapan kurikulum merdeka belajar. Tentu banyak hal yang perlu saya lakukan untuk mewujudkan mutu dan kualitas pendidikan. Namun saya juga perlu belajar dan butuh masukan dari senior- senior saya dalam melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah". Jelas Kepsek Debora. 


Mengakui kekurangan sarana prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM), yang akan dihadapi sekolah saat ini. Kepsek Debora berkomitmen dengan prinsip pengelolaan berbasis potensi. 


"Prinsip saya menggunakan pendekatan berbasis aset, bukan berbasis kekurangan. Apa yang ada, itu yang saya berdayakan. Aset fisik gedung walaupun darurat, tapi sudah ada. Aset SDM ada tenaga guru dan siswa. Ada pun aset dukungan lingkungan sosial budaya, agama, politik, bagi saya sangat mendukung. Yang kurang adalah aset finansial (Dana Bos). Kita sudah dapat NPSN dan data dapodik sudah ada namun karena sekolah baru, maka tahun 2025 baru bisa dapat penyaluran dana bos". Imbuh Kepsek Debora Koy, yang diketahui sebagai salah satu alumni guru penggerak di kabupaten TTS. 


Selain kekurangan sarpras pendukung KBM, Kepsek Debora, mengutarakan kekurangan akan biaya kebutuhan operasional sekolah. Dirinya enggan menganggapnya sebagai beban, tapi disikapi sebagai proses. 


"Untuk sementara, belanja ATK dan kebutuhan lain. Saya mengunakan uang pribadi. Tapi saya ikhlas karena, bagi saya ketika bekerja dengan ikhlas pasti hasilnya tidak sia-sia. Pungkas Kepsek Debora, sambil menguraikan kekurangan di sekolahnya yang tidak saja pada kebutuhan ATK, namun buku paket pelajaran untuk anak-anak belum ada, sehingga dirinya meminjam dari SMP Negeri 2 soe, semua paket buku mata pelajaran untuk dipakai guru dan anak didiknya. 


Sebagai wujud perjuangan atas hasil, adanya SK ijin operasional sekolah. Pemerintah Desa Kaeneno, Kepala SMP Negeri Kaeneno, Kepala SMP Negeri Fautmolo serta dukungan semua pihak dan masyarakat Desa Kaeneno. Dilakukan acara syukuran yang berlangsung pada selasa tanggal 14 mei 2024. 


Acara tersebut dihadiri langsung oleh Penjabat Bupati TTS, Drs. Seperius Edison Sipa, M.Si. didampingi Staf Ahli Bupati Bidang Kesbang Apris Manafe, Kepala Dinas P dan K TTS Musa Benu, dan jajaran OPD. Disamping itu turut hadir Camat Fautmolo, para kepala Desa Se kecamatan Fautmolo, guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK Serta tamu undangan dan masyarakat desa Kaeneno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman