Dugaan Manipulasi Data, Kepsek Frida Menduga Ada Oknum Yang Lakukan Itu - SOE POST

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 06 Juni 2024

Dugaan Manipulasi Data, Kepsek Frida Menduga Ada Oknum Yang Lakukan Itu


Liputan Reporter Nyongki, Wartawan SP 
Editor Redaksi www.soepost.com


*TTS|Soepost.com* - Dugaan manipulasi data pokok pendidikan (Dapodik) dan honorer siluman pada sekolah dasar (SD) Negeri Fatunake Desa Baus Kecamatan Boking Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri Fatunake Frida Metriana Seuk,S.Pd. menduga ada oknum tertentu yang ingin menjebak dirinya sebagai kepala sekolah yang baru ditempatkan pada sekolah tersebut. 


Buntut dari persoalan tersebut, Kepsek Frida telah melakukan klarifikasi dengan Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan Musa Benu, SH pada hari selasa, 4 juni 2024. Dan hasil klarifikasi tersebut, telah ditindaklanjuti. 




Hasil klarifikasi bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Masih ada benang kusut yang terurai. Karena kuat dugaan adanya oknum tertentu, yang dengan niat tidak bertanggungjawab mengutak-atik data dapodik milik SDN Fatunake untuk kepentingan tertentu. 


Ditemui wartawan pada rabu, (06/06/2024). Frida mengatakan bahwa dugaan manipulasi data dapodik, seperti yang disebutkan pada pemberitaan media BeritaCendana.com pada 1 juni 2024. Yang menyebutkan adanya oknum guru honorer siluman. Kepsek Frida telah merespon bahwa dalam waktu 1 x 24 jam, telah menerbitkan surat keputusan (SK) pemberhentian berdasarkan surat permohonan pengunduran diri oleh oknum honorer yang disebutkan. 


"Jadi biar aman dan baik, saya jelaskan bahwa saya memberikan SK kepada Nitanel Benu, karena kebutuhan sekolah. Sehingga datanya kami usulkan ke dinas agar terdaftar dalam dapodik sebagai tenaga administrasi atau penjaga sekolah, bukan sebagai guru kelas seperti yang diberitakan. Bersangkutan juga belum diberikan honor. Tapi saya tegaskan bahwa bersangkutan telah mengajukan permohonan pengunduran diri terhitung sejak tanggal 4 juni 2024 sebagai penjaga sekolah, dari SDN Fatunake. Dan saya juga meresponnya dengan surat keputusan pemberhentian kepada bersangkutan". Ujar Kepsek Frida. 




Sementara itu, terkait mutasi data pokok pendidikan (Dapodik) salah satu guru honor yang diberitakan sebelumnya. Bahwa adanya upaya manipulasi data dari SD Negeri Fatunake ke SD Negeri Fatutek, ternyata informasi itu tidak dibenarkan. Justru dirinyalah yang berjuang agar guru honorer tersebut datanya masuk ke Dapodik SDN Fatunake. Meski proses awal, dirinya akui jika mengalami kendala, namun ia meminta bantuan kepada salah satu pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang masih hubungan keluarga dengan honor tersebut. 


"Ibu Enggelina Susanti Kalau, mengajar sejak januari 2024, sesuai SK dari mantan Kepsek, pak Yan Y.A. Tamonob. Tapi belum terdaftar datanya dalam dapodik. Jadi kalau bilang saya yang pindahkan data dapodiknya, justru setelah saya datang, barulah saya bantu datanya terdaftar didapodik. Nah sekarang diberita, terkesan saya yang disalahkan, mestinya ibu Enggelina harus bersyukur, karena saya sudah perjuangkan untuk datanya masuk dalam dapodik. Dan yang bantu masukan data adalah kakak iparnya Yosti I. Tamonob, yang bertugas pada Bidang Keuangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Ujar Kepsek Frida. 


"Setelah 2 minggu kemudian, saya meminta bantuan Ibu Enggelina cek ke Pak Yosti I. Tamonob apakah datanya sudah masuk di dapodik atau belum. Karena setelah kita cek datanya belum terbaca. Tapi Yosti menjawab via chat WhatsAppnya bahwa kalau kasih masuk data di semester 2, terbaca di dapodik semester 1 tahun pelajaran baru. Tapi anehnya, baru ditanggal 21 mei 2024 semester 2, data tersebut terbacanya di SDN Fatutek bukan di Fatunake. Sambung Kepsek Frida sembari bertanya siapa yang kasih masuk data tersebut ke SDN Fatutek.? 


Mencuatnya persoalan kecurigaan manipulasi data dapodik pada SDN Fatunake, Kepsek Frida menduga adanya oknum siluman. Pasalnya dalam aktifitas data dapodik SDN Fatunake, data guru honorer Enggelina S. Kalau, telah dimutasi dari SDN Fatutek, Desa Eno Nabuasa Kecamatan Noebeba, ke dapodik SDN Fatunake. 


"Saya juga tidak mengerti, karena terbaca didapodik SDN Fatunake pada tanggal 29 Mei 2024. Dari SDN Fatutek, telah dimutasi keluar data Ibu Enggelina S. Kalau, tapi tidak dijelaskan sekolah tujuan. Herannya lagi, mutasi data tersebut saya sebagai Kepala Sekolah tidak dikonfirmasi. Hal ini saya ketahui ditanggal 30 mei 2024, saya minta teman guru untuk singkron data, barulah terbaca bahwa data dapodik Enggelina terbaca di SDN Fatunake. Nah yang mutasi data tersebut siapa? Saya yakin, ini permainan oknum siluman". Tutur Frida. 


Lanjut Kepsek Frida bahwa pengontrolan terhadap aktifitas data dalam dapodik, hanya atas persetujuan admin operator dapodik pada Bidang Program, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten. Terkait kerahasiaan user dan pasword dapodik milik SDN Fatunake, Frida mengakui jika pada tanggal 26 Februari 2024 lalu. Dalam rangka perbaikan administrasi sekolah. Ia dan salah satu staf guru bawahannya, yang juga sebagai mantan bendahara Bos, Welem Kase, telah meminta pihak Dinas untuk mereset ulang user dan pasword dapodik SDN Fatunake. Sehingga User dan Pasword dapodik SDN Fatunake hanya diketahui oleh Kepsek Frida dan guru bawahannya Welem Kase. 


Mengerucutnya persoalan tersebut, seakan mengurai benang kusut yang dimaksud Kepsek. Karena persoalan data dapodik SDN Fatunake, mulai nampak kejelasannya. Meski kesannya Kepsek Frida sebagai biang kerok dari persoalan tersebut. 


"Aneh tapi nyata, kok saya yang disalahkan? Sedangkan Enggelina ini masih berkeluarga dengan Yosti I. Tamonob. Dan Yosti ini dulu dapat SK dari bapaknya pak Yan Tamonob tahun 2021 sebagai tenaga administrasi. Tapi dia selama ini bertugas di Dinas. Walaupun dia punya data dapodik aktif di SDN Fatunake. Yang bikin heran disini?". Imbuh Kepsek Frida. 


Lebih parahnya lagi, Kepsek Frida menuturkan bahwa tahun 2021, Yosti I. Tamonob ketika mendapat SK sebagai tenaga administrasi pada jaman Bapaknya sebagai kepala Sekolah. Yosti I. Tamonob mengambil alih pekerjaan sebagai operator sekolah, yang semestinya pekerjaan tersebut adalah adik kandungnya Feris Tamonob sebagai operator pada SDN Fatunake. 


"Yosti ini, sebenarnya dia harus beraktifitas di Fatunake, karena waktu itu dia yang handel semua kerja, termasuk operator sekolah, bukan dia punya adik Feris. Jadi wajar saya menduga saja, jangan sampai merekalah aktor dibalik persoalan data dapodik siluman dan honor siluman". Tandas Kepsek Frida. 


Meski namanya telah terdaftar pada dapodik SDN Fatunake sejak tahun 2021. Yosti I. Tamonob diketahui tidak beraktifitas pada SDN Fatunake. Justru bertugas pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Bahkan ketika kepsek Frida meminta satu unit laptop yang merupakan inventaris SDN Fatunake, justru ia beralasan untuk menyalin data dinas baru menyerahkan. Namun hingga munculnya persoalan ini, inventaris tersebut belum dikembalikan. 


Mengakhiri penuturannya, kepsek Frida yang baru menjabat Kepala Sekolah SDN Fatunake sejak bulan februari 2024. Berencana akan segera bersurat ke Inspektur Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk melakukan audit khusus terkait pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS). Menurutnya, ada kejanggalan terkait inventaris SDN Fatunake. Karena sampai munculnya persoalan ini, Kepsek Frida belum menerima daftar Inventaris sekolah, maupun laporan singkat dari mantan kepala sekolah SDN Fatunake Yan Y.A. Tamonob.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman