Serkius Nenoliu Berharap Dapat Keadilan Di Polres TTS - SOE POST

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 24 September 2024

Serkius Nenoliu Berharap Dapat Keadilan Di Polres TTS


Liputan Marfin Honin 
Editor Redaksi www.soepost.com

ABANTIM-TTS|Soepost.com,- Dugaan tindak pidana penganiayaan yang dilakukan terduga pelaku Alex Tafuli terhadap korban/pelapor Serikus Nenoliu, keluarga korban berharap pihak Kepolisian Resort TTS segera menangkap pelaku. 


Pasalnya kejadian na'as yang dialami korban Serikus Nenoliu warga RT. 002 / RW. 001 Desa Nifukiu Kecamatan Amanuban Timur Kabupaten TTS. Penanganannya terkesan lamban karena pelaku dibiarkan berkeliaran bebas, hingga mengancam akan membunuh korban dan seisi rumahnya. 


Kasus yang telah dilaporkan ke Mapolres TTS bernomor : LP/B/272/VIII/2024/SPKT/Polres TTS/Polda NTT. Tanggal 25 agustus 2024, yang ditanda tangani oleh Kanit SPKT II AIPDA Novianus Fallo, belum ada informasi perkembangan penanganan kasus tersebut. 


Penuturan korban/pelapor Serikus Nenoliu yang ditemui awak media dikediaman keluarganya pada. Selasa, 24/09/2024. Kronologi kejadian tersebut berawal ketika terduga pelaku Alex Tafuli pada hari minggu tanggal 25 Agustus 2024. Mendatangi rumahnya mengendarai sepeda motor dengan membawa 2 buah parang. 


Kedatangan pelaku langsung berhenti didepan rumah korban yang saat itu, halaman rumahnya dipenuhi siswa-siswi SDN Taekiu, dan beberapa guru serta orang tua yang sementara memukul gong untuk anak-anak SDN berlatih tarian gong. 


Ketika turun dari sepeda motor, pelaku langsung memukul istri korban, lalu kemudian menuju kedalam rumah korban dan mencari seorang guru, yang adalah anak dari korban sendiri. 


Kejadian saat itu pun para guru, siswa-siswi dan orang tua tidak menanggapi tindakan pelaku Alex Tafuli karena dianggap masalah keluarga. 


Namun sebelum palaku melakukan penganiayaan terhadap korban, sempat melontarkan pernyataan ancaman akan membunuh seorang bernama Adriana Polli yang diketahui sedang berada dalam rumah korban. 


Korban/pelapor yang saat itu berada dirumahnya sambil mengupas asam. Tiba-tiba mendengar suara teriakan dari sang istri dan anaknya dari dalam rumah. Lantas ia pun bergegas berdiri dan melihat, tiba-tiba terduga pelaku Alex Tafuli keluar dari dalam rumah miliknya melalui pintu belakang. Lalu dirinya pun bertanya kepada terduga pelaku bahwa ada apa sehingga datang membawa parang. 


"Neno Amaf" sebut korban kepada terduga pelaku-red. Ada apa, kalau ada masalah kita duduk dan bicarakan baik-baik. Pelaku lalu mendekati saya dan bertanya, siapa yang mendirikan Gong disini. Lalu saya menjawab, kalau acara tersebut dilaksanakan oleh guru-guru yang memberi latihan kepada anak-anak sekolah dasar (SD) yang akan mengikuti pentas seni di Kabupaten". Ungkapnya 


"Lalu Neno Amaf atau pelaku Alex Tafuli melangkah menuju kearah saya, dengan memegang dua buah parang di tangan kiri dan kanan, lalu mengayunkan parang kearah kepala saya, namun sempat saya tahan sehingga ujung parang yang mengenai dahi saya". Sambung penuturan korban. 


Korban mengaku jika kejadian saat itu, disaksikan banyak anak sekolah bersama para orang tuanya. Namun pelaku usai memotong langsung melarikan diri. 


"Saat kejadian banyak orang yang sementara berlatih tarian dihalaman rumah saya. Namun karena panik setelah melihat wajah saya berdarah karena di potong oleh pelaku, mereka pun lari dan pelaku pun melarikan diri". Imbuh korban 


Setelah kejadian tersebut, korban pun ditolong anak laki-lakinya, dan dilarikan ke Puskesmas Oe'ekam. Namun dipertengahan jalan, pelaku kembali menghadang korban dan anaknya. Alhasil tindakan nekat anak korban, membuat pelaku kembali melarikan diri. 


"Setelah saya kena potong, saya punya anak datang dengan motor, lalu bonceng saya untuk ke Puskesmas, tapi ditengah jalan Alex hadang kami, tapi anak laki-laki hentikan sepeda motor dan hendak merampas parang, namun pelaku langsung menghindar dan melarikan diri". 


Korban mengaku trauma pasca kejadian tersebut hingga tidak tinggal di rumahnya bahkan tidak jalan ke kebun. Karena pelaku yang masih buron mengancam korban sekeluarga. 


"Saya dan kelurga berharap agar pihak Kepolisian Polres TTS, segera tangani kasus saya agar pelaku diamankan. Karena saya dan keluarga sangat trauma, sampai saat ini kami tidak tinggal di rumah dan pergi ke kebun". Ujar Korban 


Kasat Reskrim Polres TTS IPTU Joel Ndolu yang dikonfirmasi awak media via pesan Whatsapp terkait penanganan kasus yang dilaporkan sejak tanggal 25 Agustus 2024, melalui chat Whatsapp Ia menjawab segera mengecek ke penyidik. 


"Nanti saya cek dulu ke penyidik". Jawab Kasat Reskrim Via chat whatsapp. 


Sementara itu awak media mencoba mengkonfirmasi salah satu penyidik via chat Whatsapp. Namun dirinya enggan memberikan penjelasan, kecuali Kasat Reskrim. 


"Iya kaka dari media kow, kaka beta sonde bisa kasih informasi. Nanti langsung konfirmasi dengan Pak Kasat saja". Terangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman