Alih Status, Perumda Air Minum Soe Baru Setor PAD 30 Persen - SOE POST

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sabtu, 30 November 2024

Alih Status, Perumda Air Minum Soe Baru Setor PAD 30 Persen

Ket Foto : Lely Hayer, SE

Liputan Marfin Honin 
Editor : Redaksi www.soepost.com

TTS|Soepost.com.,- Setelah berubah nomenklatur dari Badan Usaha Milik Daerah menjadi Perusahan Umum Daerah (PERUMDA), Perumda Air Minum Soe telah berhasil menyumbangkan 30 persen bagi PAD di Kabupaten Timor Tengah Selatan sesuai besaran laba yang diperoleh.

 

Ditemui media ini, Sabtu 30 November 2024, Lely Hayer,SE Direktris Perumda Air Minum Soe mengatakan di tahun 2024 Perumda Air Minum Soe baru melakukan setoran sebesar 30 Persen ke Pemerintah Daerah


"Setelah Nomenklatur berubah di tahun 2023 dari BUMD ke Perumda, kita tidak langsung mengganti Nomenklatur. Sehingga waktu itu belum melakukan setoran ke Pemda, baru tahun ini kami setor." Ucap Lely Hayer 


Direktur Perumda air minum soe Lely Hayer menjelaskan bahwa berdasarkan Regulasi  deviden PP. 54 tahun 2017, maka besaran PAD yang wajib disetorkan ke Pemda harus melalui rapat bersama Kuasa Pemilik Modal(KPM). Rapat bersama KPM dan Bupati maka dihitung besaran setoran berdasarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan, baru kita bisa lakukan penyetoran."


"Pada Saat rapat bersama Bupati dan KPM(kuasa Pemilik Modal) dalam hal ini adalah BUPATI, waktu rapat penentuan DEVIDEN bersama KPM dan Dewan Pengawas juga Direktris Perumda Air Minum Kabupaten Timor Tengah Selatan."


"kita diberi dua opsi yang pertama 25 % dan 30 % untuk setoran PAD. Di PP.54, setoran PAD dihitung sesuai laba bersih sehingga pada bulan april 2024 besaran laba sebanyak 331 juta. Maka dari besaran laba kita wajib setor 30 persen ke Pemda, dengan nominal 99.900.000 rupiah  lebih." Jelas Lely Hayer


Lely Hayer  juga mengakui bahwa di tahun 2023 laba yang diperoleh mengalami penurunan karena banyak dana yang digunakan untuk biaya operasional, dan rehabilitasi. 


"Tahun 2023, Laba perusahaan yang  kita dapat menurun karena memang ada penyusutan aset, biaya operasional, dan biaya rehabilitasi yang cukup membutuhkan  anggaran karena banyak aset kita yang sudah ada dan digunakan sejak tahun 1984 dan banyak yang sudah rusak."


"Kurang lebih ada 7 titik kerusakan berat pada pipa Bonleu yang sudah terjadi selama bertahun-tahun namun belum di perbaiki karena kendala anggaran sehingga kita berharap bisa memperoleh dana yang cukup di tahun 2024 untuk melakukan perbaikan di setiap titik yang mengalami Rusak berat." Pungkas Lely Hayer. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman